Mohon tunggu...
fatkhur rifqi
fatkhur rifqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktivis dan organisatoris. Organisasi yang saya ikuti adalah IPNU, HMPS KPI, DEMA FDKI IAIN KUDUS, PMII RAYON DAKWAH.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menjadi KPPS, Langkah Kecil menuju Pengabdian Besar pada Negara

28 November 2024   10:10 Diperbarui: 28 November 2024   10:11 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Anggota KPPS TPS 6 Desa Bandungrejo, Kalinyamatan, Jepara/dokpri.

Menjadi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mungkin terlihat seperti pekerjaan sederhana yang berlangsung hanya sehari, dari pagi hingga malam, dan selesai ketika kotak suara terkunci dan hasil rekapitulasi rampung. 

Namun, di balik rutinitas singkat ini, tersimpan tanggung jawab besar dan kontribusi nyata bagi jalannya demokrasi. KPPS adalah garda terdepan dalam pelaksanaan pemilu, menjadi ujung tombak yang memastikan suara rakyat dihitung dengan adil dan aman. Ini bukan sekadar tentang menghitung angka di atas kertas, melainkan juga soal menjaga kepercayaan dan menghidupkan esensi demokrasi.

Peran KPPS menuntut dedikasi, keberanian, dan ketelitian yang luar biasa. Dalam satu hari, mereka mengemban tugas yang menguji fisik dan mental. Dari mempersiapkan tempat pemungutan suara, menghadapi antrean panjang pemilih, hingga menghitung surat suara, KPPS bekerja dengan penuh tanggung jawab. 

Mereka harus menjalankan prosedur secara teliti dan mematuhi aturan dengan ketat, tanpa ruang untuk kesalahan. Bagi sebagian orang, tugas ini mungkin terlihat biasa saja, tetapi bagi mereka yang menjalaninya, setiap momen adalah pengalaman berharga yang penuh pelajaran hidup.

Menjadi KPPS bukan sekadar menjalankan tugas administratif, tetapi juga menjadi bagian dari proses belajar. Dalam waktu singkat, seseorang harus memahami sistem pemilu yang kompleks, menjalankan prosedur dengan tepat, dan menyelesaikan berbagai tantangan yang muncul di lapangan. 

Misalnya, ketika seorang pemilih tidak memahami cara mencoblos, KPPS berperan sebagai pembimbing. Ketika ada warga yang mempertanyakan hak pilihnya, KPPS menjadi mediator yang harus memastikan solusi yang adil dan sesuai aturan. Dari situ, banyak soft skill yang terasah, seperti kemampuan komunikasi, kerja sama tim, kepemimpinan, hingga kemampuan berpikir kritis.

Menjadi bagian dari KPPS juga memperkaya pemahaman tentang pentingnya keadilan dan integritas. Sebagai ujung tombak pelaksanaan pemilu, KPPS dituntut untuk bersikap netral dan profesional dalam melayani semua pihak tanpa diskriminasi. Setiap keputusan yang diambil, baik dalam penghitungan suara maupun penanganan masalah, harus berdasarkan prinsip kejujuran dan transparansi. 

Pengalaman ini mengajarkan bahwa keadilan adalah fondasi penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat, tidak hanya dalam konteks pemilu tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sosial.

Didalam menjadi anggota KPPS banyak pengalaman yang mengajarkan nilai-nilai yang mendalam. Bangun pagi untuk mempersiapkan tempat pemungutan suara adalah pelajaran tentang disiplin. Bersabar menghadapi antrean panjang dan menginput data di aplikasi SIREKAP adalah bukti ujian kesabaran yang nyata. Banyak anggota KPPS yang menjadi admin dari SIREKAP merasa capek dengan susahnya menginput data di aplikasi tersebut. 

Namun tidak menyurutkan semangat admin SIREKAP untuk tetap menyelesaikan tugasnya sampai 100% upload data. Selain itu, Menjaga kerahasiaan suara pemilih juga menjadi pelajaran tentang integritas. Semua nilai ini membentuk mentalitas seorang abdi negara yang melayani masyarakat tanpa pamrih. Meskipun jarang mendapat sorotan, kontribusi KPPS sangat signifikan dalam memastikan demokrasi berjalan lancar.

sumber: Anggota KPPS TPS 6 Desa Bandungrejo, Kalinyamatan, Jepara. dokpri
sumber: Anggota KPPS TPS 6 Desa Bandungrejo, Kalinyamatan, Jepara. dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun