Mohon tunggu...
Fatkhur Rozi
Fatkhur Rozi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Jasmani dan Olahraga di IAIN Salatiga dan Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKAI DAN II, Anggota Pengurus Pusat Studi Gender dan Anak IAIN Salatiga

just play, have fun, enjoy the game, and get the goal Kebenaran jika hanya didiamkan tidak disuarakan dan diamalkan akan menjadi sebuah keniscayaan belaka. Belajar tidak hanya memahami, belajar perlu diamalkan. kita menjadi bisa karna terbiasa, terbiasa butuh pembiasaan, pembiasaan butuh latihan. Saat ini saya sedang latihan menulis....". Belajar, berkarya, bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bukan Lagi Hasil Seri, Kemenangan adalah Harga Mati!

15 Oktober 2024   11:24 Diperbarui: 15 Oktober 2024   12:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lanjutan kualifikasi piala dunia 2026 zona asia pada Grup C akan menyajikan laga seru antara tuan rumah Cina menghadapi Indonesia. Kedua tim mengusung target kemenangan guna menjaga kans untuk dapat lolos piala dunia.

 Terlebih timnas Cina yang sama sekali belum memetik poin dari hasil tiga laga yang telah dijalani. Berbeda dengan Indonesia yang tampil stabil dengan belum terkalahkan. 

Cina diterpa badai cedera, ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi sebelum bersua Indonesia. Dari salah satu sumber disebutkan bahwa terdapat beberapa pemain inti cedera, bahkan salah satunya dipaksakan untuk tampil dengan melakukan treatment suntikan. 

Berbeda dengan Indonesia, yang dikabarkan dalam kondisi terbaik, hanya Jordi Amat yang dipulangkan karena cedera.

Selain menghadapi masalah cedera pemain, nampaknya dari sisi psikologis pemain Cina butuh penguatan. Ini lantaran hasil buruk dari tiga laga yang telah dijalani. 

Mereka kalah telak di kandang Jepang dengan skor 7-0. Selanjutnya, mereka kembali menelan kekalahan dikandang sendiri dengan skor 1-2 dari Arab Saudi yang hanya bermain dengan 10 orang sejak menit ke-19. 

Parahnya, pada laga tersebut, Cina tidak mampu mencetak gol sendiri dimana gol hasil bunuh diri pemain Arab Saudi. Terakhir, mereka menelan kekalahan dari Australia 3-1. 

Rentetan hasil kelam ini nampaknya tidak membuat gentar pasukan the dragon. 

Pasalnya diberbagai media mereka berkomentar bahwa ini laga awal kebangkitan Cina. Dipertegas dengan pernyataan pelatih Branko Ivankovic, "Jadi kami harus agresif dan ambisius untuk mendapatkan hasil yang kami inginkan. Sekarang terlihat bahwa kami sangat dekat untuk mendapatkan poin, dan kami akan bekerja keras."

Optimis, satu kata yang diusung punggawa Garuda setelah sebelumnya harus dipaksa menelan kembali hasil imbang saat menjamu Bahrain. Sempat tertinggal 1-0 melalui gol indah pemain Bahrain pada awal laga, Indonesia berhasil menyamakan kedudukan pada akhir babak pertama. 

Harapan Indonesia membawa pulang 3 poin datang ketika gol indah tercipta ke gawang Bahrain melalui sepakan Rafael Struick. Namun, skor 1-2 berhasil disamakan pada menit akhir babak kedua yang menuai banyak kontroversi. 

Kepemimpinan wasit dinilai kurang adil lantaran tidak menghentikan pertandingan, hingga menit berjalan sampai dengan 99 menit. Padahal sebelumnya injury time yang diberikan hanya 6 menit. 

Pada laga ini pemain Bahrain juga melakukan banyak intrik ketika mendapatkan pengawalan pemain Indonesia, mereka berguling-guling layaknya pemain sinetron sedang berakting. Namun, nampaknya tim Indonesia telah move on dari pertandingan ini.

Pada berbagai momen postingan para pemain Indonesia, diketahui mereka telah ceria dan bersiap menyambut pertandingan dengan Cina malam ini yang dijadwalkan kick off pada pukul 19.00 WIB di Stadion Qingdao. 

Para pemain hendaknya terus berbenah dan memperbaiki beberapa kesalahan dari laga sebelumnya. 

Fokus pemain Indonesia harus ditingkatkan, terlebih pada akhir laga agar kejadian saat menghadapi Bahrain tak terulang kembali. 

Finishing akhir skema serangan balik perlu dipertajam, mengingat dari laga-laga sebelumnya Indonesia berhasil menciptakan peluang melalui skema ini ketika mengahadapi Arab Saudi, Australia, dan Bahrain. 

Sayangnya skema serangan balik yang disusun belum berhasil dikonversikan secara efektif menjadi sebuah gol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun