Mohon tunggu...
Fatkhur Rozi
Fatkhur Rozi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Jasmani dan Olahraga di IAIN Salatiga dan Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKAI DAN II, Anggota Pengurus Pusat Studi Gender dan Anak IAIN Salatiga

just play, have fun, enjoy the game, and get the goal Kebenaran jika hanya didiamkan tidak disuarakan dan diamalkan akan menjadi sebuah keniscayaan belaka. Belajar tidak hanya memahami, belajar perlu diamalkan. kita menjadi bisa karna terbiasa, terbiasa butuh pembiasaan, pembiasaan butuh latihan. Saat ini saya sedang latihan menulis....". Belajar, berkarya, bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia Lega, Singapura Luar Biasa

25 Desember 2021   23:31 Diperbarui: 25 Desember 2021   23:35 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Semifinal kedua Piala AFF 2020 antara Indonesia melawan Singapura berjalan penuh ketegangan dan dramatis. Bagaimana tidak, Indonesia yang semula unggul melalui Ezra Walian pada menit kesebelas memanfaatkan umpan cantik dari sontekan Witan Sulaiman. 

Gol tersebut merupakan gol kedua dari Ezra pada turnamen kali ini. Indonesia terus mencecar pertahanan Singapura, tetapi pemain Singapura sangat rapat dan rapi dalam bertahan dan menyerang. Alih-alih menambah gol, justru Indonesia kebobolan oleh skema tendangan bebas dari Singapura. Gol tersebut dicetak oleh Song U.Y. Akhirnya babak pertama pun ditutup dengan skor sama kuat 1-1.

Penghujung babak pertama sebenarnya menyisakan drama yang terjadi antara pemain Singapura Safwan Baharudin dengan Riski Rido pemain bertahan Indonesia. Pada posisi Singapura mendapatkan peluang tendangan bebas, mereka berdua terlibat ketegangan dan harus dipanggil oleh wasit untuk mendapatkan peringatan. 

Sayangnya, emosi S.Baharudin tidak mampu dikontrol dan menyikut Riski sehingga dihadiahi kartu kuning oleh wasit. Kartu kuning tersebut nampaknya kartu kuning kedua dan S.Baharudin harus pergi keluar lapangan. Nampak Riski sangat dewasa dengan tidak melayani provokasi S.Baharudin tersebut. Namun, gol pertama Singapura sebelum babak pertama selesai tercatat setelah insiden ini.

Singapura diluar dugaan malah tampil tancap gas dengan melakukan pergantian pemain, tiga sekaligus. Mereka adalah Faris Ramli, Ikhsan Fandi, dan A.Adli. Meski permainan didominasi oleh pemain Indonesia, Singapura sangat rapat dengan sepuluh pemainnya dalam bertahan dan sangat efektif melakukan serangan balik. Terbukti melalui skema serangan balik, Faris Ramli dilanggar oleh pemain bertahan Indonesia di depan kotak penalti. 

Hasilnya, Indonesia dihukum oleh gol Sadam Sulaiman melalui tendangan bebas yang sangat cantik menghujam sisi pojok kanan atas dari gawang Indonesia yang dikawal oleh Nadeo. Skor keunggulan untuk Singapura ini terjadi pada menit 74. Pemain Indonesia semakin tertekan secara psikologis karena sejatinya Singapura hanya bermain dengan sembilan pemain sejak menit 64. Dimana Irfan Fandi seorang bek Singapura diganjar kartu merah setelah menjatuhkan Irfan Jaya tepat di depan kotak penalti.

Drama terus berlanjut, Pratama Arhan berhasil membukukan gol pada menit 87 memanfaatkan kemelut di dalam kotak penalti Singapura. Namun, sayangnya semenit berselang, Pratama Arhan melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti Indonesia terhadap Faris Ramli. Tendangan penalti diberikan kepada Singapura. Sontak stadion menjadi bergemuruh oleh sukacita pendukung Singapura dan tentunya menjadikan kecemasan yang berlebih bagi pemain serta pendukung Indonesia. 

Waktu menunjukkan menit 90 kala itu dan Faris Ramli ditugaskan sebagai eksekutor penalti. Tentunya jika gol, maka semakin membuat posisi Indonesia semakin sulit dan terhimpit oleh waktu yang hanya menyisakan tambahan beberapa menit. Singapura yang di atas angin setelah tampil dengan sembilan pemain, tentunya sangat berharap banyak kepada Faris Ramli untuk dapat menutup laga dengan kemenangan. Tidak disangka, bola sepakannya mampu dibaca dan ditepis oleh Nadeo. Indonesia sangat bersyukur bahkan Asnawi sebagai kapten tim seakan berterima kasih kepada Faris Ramli yang gagal mengeksekusi penalti tersebut.

Berlanjut pada perpanjangan waktu babak pertama, Indonesia berhasil memanfaatkan kelengahan pemain Singapura pada awal babak. Terbukti gol tercipta pada menit 91 oleh bunuh diri pemain Singapura S. Anuar setelah sebelumnya terjadi akibat serangan yang sangat bagus dari kemampuan individu Egy Maulana Vikri. Sontekan dari Egy mampu ditepis oleh Penjaga Gawang Hassan Sunny, tetapi salah diantisipasi S. Anuar. 

Dengan gol ini menjadikan pemain Indonesia bermain semakin nyaman dan beberapa kali membukukan banyak peluang. Akan tetapi, patut diapresiasi tinggi penjaga gawang Hassan Sunny karena berkali-kali mampu menahan tendangan Irfan Jaya dan pemain Indonesia lainnya. Gol Indonesia selanjutnya baru tercipta oleh Egy memanfaatkan kemelut di dalam kotak penalti Singapura hasil dari tendangan akurat Evan Dimas pada menit 107. 

Sebenarnya, Irfan Jaya hampir menambah gol untuk Indonesia pada menit 119, hanya saja pelanggaran dilakukan oleh penjaga gawang Singapura tepat di depan kotak penalti saat posisi satu lawan satu. Kartu merah ketiga untuk Singapura akhirnya harus diterima Hassan Sunny atas pelanggaran tersebut. Skor akhir 4-2 menutup laga yang penuh drama malam ini dan Indonesia dipastikan melangkah ke Final AFF 2020 menunggu lawan antara Vietnam dan Thailand yang baru melakoni semifinal kedua besok malam.

Pasukan Shin Tae Yong akhirnya bisa memasuki Final AFF 2020 tahun ini dengan berbagai drama yang terjadi. Mulai memimpin gol dan unggul dua jumlah pemain, tetapi nyaris kalah pada akhir babak kedua. Hingga harus menutup laga melalui perpanjangan waktu. Meski memasuki final, Timnas Indonesia harus segera mengembalikan kebugaran dan fokus pemain. 

Terbukti, seringkali Indonesia kecolongan gol saat pemain terlihat mulai letih dan kehilangan fokus. Terlebih gol-gol yang tercipta melalui skema bola-bola mati dan tendangan bebas. 

Tentu tidak boleh dilakukan lagi saat menghadapi tim kuat Vietnam ataupun Thailand pada laga final nanti. Indonesia harus meminimalisir pelanggaran-pelanggaran di depan kotak penalti sendiri dan harus lebih efektif lagi dalam memanfaatkan peluang menjadi gol. Harapannya pemain Indonesia lebih fokus dan bugar pada laga final nanti dan melanjutkan skema serangan yang sulit ditebak lawan. Terbukti malam ini saja seluruh gol Indonesia dicetak oleh pemain yang berbeda-beda dari beberapa skema yang berbeda pula. (FR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun