Kejuaraan dunia bulu tangkis (BWF World Championship) tahun 2021 digelar di Palacio de los Deportes Carolina Marin Arena, Huelva, Spanyol. Kejuaraan ini merupakan kejuaraan yang sangat bergengsi bagi insan bulu tangkis di seluruh penjuru dunia. Namun, tahun ini menjadi berbeda karena mundurnya Tim Indonesia dari kejuaraan tersebut setelah drawing bagan dikeluarkan secara resmi oleh BWF (Badminton World Federation). Bukan tanpa alasan, Tim Indonesia mundur karena alasan kesehatan terkait munculnya varian baru virus covid-19 yang bernama "Omicron". Berdasarkan pantauan penulis pada akun resmi instagram PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia), Tim Indonesia lebih mementingkan kondisi kesehatan atlet dengan mempertimbangkan kondisi yang tidak menentu di Eropa melihat data perkembangan kasus yang cukup pesat.Â
Mundurnya Tim Indonesia ini menjadikan informasi yang trending topic bagi warga net. Selain itu, mundurnya Tim Indonesia memunculkan berbagai pemberitaan oleh media massa secara digital. Memang era saat ini, konsumsi media massa digital lebih populer ketimbang media massa cetak. Hal ini dikarenakan sifat aksesnya yang mudah dan kecenderungan masyarakat yang tidak bisa lepas dari menggenggam gadget. Kembali pada pemberitaan media massa digital terkait mundurnya Tim Indonesia pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis tahun ini, didapati beberapa judul teratas ketika kita klik kata-kata kunci "mundurnya Tim Bulu Tangkis Indonesia pada kejuaraan dunia" pada bagian news melalui mesin pencari google. Dalam sekali klik selama 0.51 detik, tercatat 2.190.000 data pemberitaan yang keluar (diakses pukul 10.02 WIB tanggal 13 Desember 2021). Penulis mendapati empat sumber berita teratas, yaitu: kompas.com, merdeka.com, okezone sports, dan bola.com. Selanjutnya, penulis mengkategorikan fokus pemberitaan tersebut ke dalam berbagai kategori.Â
Alasan Mundurnya Indonesia
Beberapa media massa digital memilih topik alasan mengapa Indonesia mundur dari perhelatan kejuaraan dunia bulu tangkis dan disampaikan sesuai fakta keterangan alasan utama dari PBSI sebagai induk organisasi yang menaungi. Hal ini berdasarkan pada analisis penulis dari tiga puluh pemberitaan didapati delapan berita pada kategori ini. Dalam pemberitaan tersebut memang terfokus pada alasan kesehatan dan peningkatan kasus positif covid-19 di Eropa. Rata-rata berita mengangkat pernyataan dari Ketua Umum PBSI dan beberapa jajaran tim pelatih. Penulis melihat, pada kategori ini memang disampaikan alasan faktual dari PBSI dan disampaikan dengan data-data yang baik untuk menjelaskan kepada pembaca secara nyata alasan utama dari mundurnya Tim Indonesia. Hanya satu judul yang disampaikan lebih menarik dan berbeda dari yang lainnya, "Ternyata Ini 'Biang Kerok' Dibalik Mundurnya Indonesia dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2021" (Haloyouth). Menurut penulis, pemilihan judul dari artikel tersebut lebih menarik daripada judul-judul lainnya yang bersifat umum.
Reaksi Pelbagai Pihak
Kategori teratas selanjutnya dalam pemberitaan yang penulis jumpai adalah mengangkat reaksi dari pelbagai pihak atas mundurnya Tim Indonesia. Mulai dari mengangkat beragam reaksi warganet/netizen, mengangkat pernyataan Menpora Zainudin Amali, komentar legenda bulu tangkis malaysia Lee Chong Wei, kesedihan Anders Antonsen, reaksi sedih dari Gronya, sampai dengan keprihatinan Zubairi (Ketua Satgas Covid-19 Indonesia). Pada kategori ini penulis sangat tertarik dengan berita yang diangkat dari artikel yang berjudul "Zubairi Prihatin PBSI Tarik Mundur Atletnya dari Kejuaraan Dunia 2021" (artikel tertanggal 09 Desember 2021). Isi berita yang disampaikan bertentangan dengan kategori sebelumnya yang beranggapan bahwa varian Omicron menjadi bahaya utama. Namun, artikel tersebut mengangkat pernyataan Pak Zubairi yang beranggapan bahwa di Spanyol kasus yang terkait sebaran Omicron hanya 7 kasus berdasarkan data European Centre for Disease Prevention and Control. Hadirnya artikel tersebut memberikan dimensi lain dari berita mundurnya Tim Bulu Tangkis Indonesia.
Potensi Kerugian
Beberapa artikel mengangkat tentang kerugian yang dialami oleh atlet Indonesia. Yang tertinggi adalah tentang kerugian dari pasangan ganda Kevin/Markus dan Greysia/Apriyani. Memang benar potensi kerugian sangat nyata bagi atlet Indonesia, terlebih beberapa atlet mulai tergeser dari urutan ranking dunia. Salah satu artikel, bahkan mengulas kerugian Kevin/Markus karena potensi Ganda Jepang Kobayashi/Hoki yang semakin pesat menaiki capaian ranking dunia, bahkan saat ini tercatat rangking empat dunia setelah sebelumnya hanya berperingkat di atas sepuluh. Artikel lainnya mengangkat tentang keuntungan bagi Tim Malaysia, dimana catatan-catatan pertemuan beberapa turnamen terakhir banyak atlet mereka terganjal oleh atlet Indonesia terutama sektor ganda. Pemberitaan pada kategori ini cukup menarik mengingat persaingan pada cabang bulu tangkis semakin merata, jadi memang perlu diulas tentang kerugian mundurnya Tim Indonesia.
Isu Kisah Lalu
Sedikit artikel memberitakan tentang mundurnya Tim Indonesia dengan memberitakan isu yang lalu terkait permasalahan 'all england'. Menurut pengamatan penulis, pemberitaan ini sebenarnya tidak perlu diangkat kembali karena sebenarnya sudah clear ketika secara resmi BWF meminta maaf secara langsung kepada PBSI dan masyarakat Indonesia. Pengangkatan isu, tidak sesuai dengan sifat aktual dari berita itu sendiri dan penulis lebih setuju terkait banyak artikel yang lebih terfokus pada kategori-kategori sebelumnya.
Wakil Satu-satunya dan Mundurnya Atlet Lain
Meski hanya tiga artikel yang mengangkat tentang masih adanya wakil Indonesia dan satu artikel lainnya tentang mundurnya atlet lain selain Atlet Indonesia, artikel-artikel ini memberikan informasi penting bagi para pembaca karena eksklusifitasnya ditengah artikel-artikel lainnya hanya memberitakan alasan, rekasi, dan potensi kerugian. Penulis sendiri baru mengetahui ternyata masih ada wakil dari Indonesia yang mengikuti kejuaraan dunia berangkat secara mandiri melalui klub PB Djarum, yaitu: Dejan dan Serena yang didampingi pelatih Vita Marissa (berdasarkan berita kompas.com). Baik kompas.com, kompas.id, dan Sport melihat celah tentang belum adanya kabar terkait hal ini. Lebih lanjut, media blitar menjadi salah satunya pemberita yang memberikan informasi tentang mundurnya atlet-atlet dari jumlah tiga puluh berita yang dibaca penulis. Pada kategori terakhir yang penulis ungkapkan ini menjadi sebuah berita eksklusif dan sebagai pembeda dari lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H