Mohon tunggu...
Fatkhur Rozi
Fatkhur Rozi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Jasmani dan Olahraga di IAIN Salatiga dan Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKAI DAN II, Anggota Pengurus Pusat Studi Gender dan Anak IAIN Salatiga

just play, have fun, enjoy the game, and get the goal Kebenaran jika hanya didiamkan tidak disuarakan dan diamalkan akan menjadi sebuah keniscayaan belaka. Belajar tidak hanya memahami, belajar perlu diamalkan. kita menjadi bisa karna terbiasa, terbiasa butuh pembiasaan, pembiasaan butuh latihan. Saat ini saya sedang latihan menulis....". Belajar, berkarya, bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anda Guru?

27 Oktober 2020   09:00 Diperbarui: 27 Oktober 2020   09:12 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan secara singkat pandangan penulis tentang salah satu kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh seorang guru, yaitu: kompetensi kepribadian.

Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku dan sikap dalam menjalankan tugas profesi. Berkaitan dengan guru, berarti bagaimana guru berperilaku selama menjalankan tugas profesinya. Hendaknya guru dapat mengilhami falsafah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" yang berarti guru adalah teladan bagi seorang muridnya. Guru harus selalu bersikap dan berperilaku baik dalam setiap sendi kehidupannya, tidak hanya ketika mengajar atau di lingkungan pendidikan saja. 

Predikat "guru" yang melekat pada seseorang yang berprofesi guru akan menjadikan seseorang bertanggung jawab secara penuh untuk bertindak, berperilaku, dan bersikap sebagaimana semestinya menggambarkan seorang suri tauladan yang baik. Kepercayaan masyarakat terhadap ketercapaian kompetensi afektif anaknya juga akan dipengaruhi cerminan kompetensi kepribadian guru yang mengajarnya. Sekali guru mencerminkan kepribadian yang tidak baik, maka akan memberikan pandangan nilai yang negatif pula untuk masyarakat.

Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat 9 kriteria kepribadian yang harus dimiliki seorang guru, yaitu: mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, serta mengembangkan diri secara berkelanjutan. Sementara itu, Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata pelajaran, pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagai berikut [a].

  1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, mencakup: (a) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
  2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: (a) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi; (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia; dan (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
  3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mencakup: (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil; dan (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
  4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, mencakup: (a)  menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi; (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri; dan (c) bekerja mandiri secara profesional.
  5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: (a) memahami kode etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

Gumelar dan Dahyat (2002: 127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan martabat manusia. Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi. 

Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. 

Arikunto (1993: 239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1) sikap, dan (2) keteladanan [b].  

Arti Penting

Pepatah jawa mengatakan, "ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busana, ajining drajat soko pangkat" (berharganya diri seseorang dinilai dari ucapannya, raga seseorang dinilai penampilannya, dan derajat dinilai dengan pangkat/profesinya). Pepatah tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa orang lain akan menilai baik/buruknya kita berdasarkan kepribadian yang terpancar dari dalam diri kita. 

Seorang guru harus memegang prinsip tersebut karena ucapan guru akan dinilai oleh murid berdasarkan implementasinya. Jangan sampai sebatas  berucap kepada murid untuk berlaku baik, tetapi tidak bisa mencontohkan hal baik. Seorang guru berkepribadian baik akan menunjukkan perilaku baiknya dimana saja dan kapan saja layaknya bertakwa pada Tuhan-NYA . Tidak hanya berlaku baik ketika dilihat muridnya ataupun pimpinannya. Berikut ini disajikan beberapa arti penting  penguasaan kompetensi kepribadian guru [a]:

  1. Ungkapan klasik mengatakan bahwa "segala sesuatunya bergantung pada pribadi masing-masing". Dalam konteks tugas guru, kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru pada dasarnya akan bersumber dan bergantung pada pribadi guru itu sendiri. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa akan banyak ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang bersangkutan. Memiliki kepribadian yang sehat dan utuh, dengan kerakteristik sebagaimana diisyaratkan dalam rumusan kompetensi kepribadian di atas dapat dipandang sebagai titik tolak bagi seseorang untuk menjadi guru yang sukses.
  2. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung bersikap tidak senonoh, mudah marah dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang,  melainkan  sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya.
  3. Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja.
  4. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru berpengaruh terhadap perkembangan belajar dan kepribadian siswa. Studi kuantitatif yang dilakukan Pangky Irawan (2010) membuktikan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki hubungan erat dan signifikan dengan motivasi berprestasi siswa. Sementara studi kualitatif yang dilakukan Sri Rahayu (2008) menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki kontribusi terhadap kondisi moral siswa. Hasil studi lain  membuktikan tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Iis Holidah, 2010).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita sikapi bahwa pada dasarnya kompetensi kepribadian bagi guru menjadi kunci utama guru dalam mengaplikasikan kompetensi lainnya. Dengan kata lain, kepribadian guru yang baik akan berimbas pada ketercapaian kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Meskipun sejatinya masing-masing kompetensi tersebut akan saling menguatkan. 

Faktor yang Mempengaruhi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kepribadian guru adalah:

1) Usia: usia dalam hal ini adalah kedewasaan yang tentunya mempengaruhi sikap dan perilaku guru.

2) Motivasi: guru yang memiliki motivasi tinggi terhadap capaian kinerja profesinya akan semakin berusaha untuk memperbaiki diri (kepribadiannya)

3) Pendidikan: semakin tinggi pendidikan yang diperoleh guru akan memungkinkan guru lebih berpikir luas, bijaksana, dan mandiri sehingga lebih mantap dalam berkepribadian.

4) Lingkungan: lingkungan akan mempengaruhi kepribadian seseorang, guru juga demikian. Guru yang terdidik dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang tertib dan disiplin akan mencerminkan perilaku yang tertib dan disiplin juga, begitupun sebaliknya.

5) Ekonomi: status ekonomi mapan yang dimiliki guru akan menambah rasa nyaman dan menjadikan percaya diri tumbuh.

"Guru berkepribadian baik akan senantiasa berperilaku dan bersikap baik tanpa memandang dimana, kapan, dan sedang dengan siapa guru tersebut berada"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun