Mohon tunggu...
Fatkhul Stevanie
Fatkhul Stevanie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Kader Kesehatan Masyarakat dalam Mencegah dan Mengatasi Penyakit Deman Berdarah di Indonesia

17 September 2024   21:48 Diperbarui: 17 September 2024   23:56 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

FATKHUL STEVANIE/191241173
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penyakit menular menjadi permasalahan kesehatan utama di Indonesia. Penyakit menular merupakan penyakit akibat mikroorganisme berupa bakteri, jamur ataupun virus yang dapat menularkan kepada orang lain dan mengakibatkan sakit. Demam berdarah (DBD) merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue yang tertular dari gigitan nyamuk aedes aegypti dan memasuki peredaran darah manusia (Wirna, 2023). Demam berdarah menjadi permasalahan kesehatan yang kerap diderita oleh masyarakat Indonesia yang dapat mengakibatkan bermacam permasalahan kesehatan lain.

Demam berdarah adalah penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian (Sukohar, 2014). Sejak tahun 1968 - 2009, WHO mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia, DBD pertama kali ditemukan di Kota Surabaya pada tahun 1968, sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang meninggal dunia. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia (Depkes RI, 2010).

Kementerian Kesehatan Indonesia (2020), menyatakan bahwa kasus DBD sampai bulan Juli 2020 mengalami lonjakan ke angka 71.700 kasus. Terdapat sepuluh provinsi yang menyampaikan laporan terkait jumlah kasus, dengan wilayah paling banyak adalah Jawa Barat 10.772 kasus, Bali 8.930 kasus, dan Jawa Timur 5.948 kasus (Wirna, 2023). Yudhastuti (2024) menyatakan bahwa jumlah kasus DBD di Kota Surabaya tahun 2020 hingga 2022 mengalami peningkatan yang signifikan. Adapun jumlah kasus di Kota Surabaya berturut-turut sebanyak 73 kasus pada  tahun  2020,  111  kasus  pada tahun  2021,  dan  195  kasus  pada  tahun  2022.  

Tingginya risiko penyakit DBD, tentu memerlukan usaha untuk memberantas penyakit ini secara ekstensif. Peran kader kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran dan meminimalkan jumlah vektor demam berdarah. Kader kesehatan masyarakat dapat melaksanakan penyuluhan perihal DBD, serta pelatihan juru pemantau jentik kepada masyarakat. Kader kesehatan dapat membantu tenaga medis agar penderita demam dan terdiagnosis uji tes tourniquet positif segera mungkin untuk dirujuk dan dirawat di pelayanan kesehatan (Pramestirini, 2024). Kader yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakit DBD dan tindakan pencegahannya dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk (Adiyulianto, 2022). Sikap kader kesehatan memiliki pengaruh terhadap perilaku pengendalian DBD, sehingga apabila pengetahuan kader kesehatan baik mengenai DBD diharapkan dapat mengurangi kejadian DBD (Endartiwi, 2018).

Demam berdarah menjadi permasalahan kesehatan yang kerap diderita oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini dapat menimbulkan syok yang berujung pada kematian jika tidak dicegah dan ditangani dengan baik. Pengetahuan tentang mencegah, menjaga, dan mengobati penyakit berkaitan dengan demam berdarah sangat penting untuk dikuasai. Dengan demikian, adanya kader kesehatan masyarakat diharapkan dapat membantu mengatasi masalah demam berdarah di Indonesia.

“KATA KUNCI: Demam berdarah, Kader kesehatan, Penyakit”

DAFTAR PUSTAKA

Adiyulianto, Bonaventura, dkk., 2022. Gambaran Pengetahuan Kader Jumantik di Puskesmas Depok I Sleman. Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat, 2(1), pp. 1–8.

Ariyani, Yulinda, dkk., 2023. Penyuluhan Kesehatan Tentang Pencegahan Demam Berdarah Puskesmas Sako Palembang Tahun 2022. Jurnal Pengabdian Cendikia, 2(4), pp. 6-11.

Endartiwi, Sri Sularsih, dkk., 2018. Pengaruh Sikap Kader Kesehatan Terhadap Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 4(2), pp. 84-97.

Pramestirini, Rizky Asta, dkk., 2024. Pelatihan Uji Tourniquet Terhadap Keterampilan Kader Kesehatan Untuk Deteksi Dini Demam Berdarah. Jurnal Masyarakat Mandiri, 8(1), pp. 203-211.

Sukohar, Asep., 2014. Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Profesi Kedokteran Universitas Lampung, 2(2), pp. 1-15.

Wirna, Shintia, dkk., 2023. Hubungan Pengetahuan Dan Informasi Petugas Kesehatan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Jurnal Kesehatan Masyarakat ITEKES Cendekia Utama Kudus, 11(1), pp. 52-66.

Yudhastuti, Ririh, dkk., 2024. Peningkatan Peran Kader melalui Aplikasi Sayang Warga dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue Endemis Kota Surabaya. ABDIMAYUDA:  Indonesian  Journal  of  Community  Empowerment  for  Health, 3(1), pp. 9-15.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun