Mohon tunggu...
Fatiyya Miladinna
Fatiyya Miladinna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

memasak dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Monumen Jogja Kembali, Mengenang Peristiwa Sejarah Perjuangan Bangsa di Yogyakarta

26 Juni 2022   16:55 Diperbarui: 26 Juni 2022   18:18 2468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Diorama 3D. Sumber: Dokumentasi Penulis

Bangunan Monumen Jogja Kembali. Sumber: Dokumentasi Penulis

Cuaca mendung menyambut kedatangan saya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan kurang lebih selama satu jam. Ditengah gemuruh angin dan rintik hujan tidak melunturkan niat saya untuk pergi ke Monumen Jogja Kembali dalam rangka jalan-jalan sekaligus belajar

Monumen Jogja Kembali atau biasa dikenal dengan singkatan Monjali adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Monumen ini terletak di Dusun Jongkang, Kalurahan Sariharjo, Kemantren Ngaglik, Kabupaten Sleman ini berbentuk gunung yang menjadi perlambang kesuburan juga memiliki makna melestarikan budaya nenek moyang pra sejarah.

Harga tiket masuk Monumen Jogja Kembali tergolong murah, yaitu sebesar Rp. 15.000. Selain monumen bersejarah dipelataran Monjali juga menyediakan berbagai macam permainan seperti mobil-mobilan (anak), sepeda, skuter listrik, perahu gowes dan sebagainya. 

Berbagai macam permainan tersebut belum termasuk harga masuk jadi para pengunjung harus membayar disetiap permainannya dan juga Monjali menyediakan permainan yang tidak dipungut biaya seperti bakiak dan egrang.

Permainan di Monumen Jogja Kembali. Sumber: Dokumentasi Penulis
Permainan di Monumen Jogja Kembali. Sumber: Dokumentasi Penulis

“Monumen Jogja Kembali (Monjali) buka setiap hari Senin - Minggu mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Monjali dibuka kembali pada bulan November 2021 setelah dua tahun tidak menerima pengunjung dikerenakan adanya virus covid-19.

 Diharapkan dengan dibuka kembali monumen ini para pengunjung dapat bermain sambil mempelajari sejarah perjuangan Yogyakarta untuk mempertahankan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda dan juga bisa menikmati berbagai macam permainan yang ada di Monumen Jogja Kembali,” ujar Suyoko selaku petugas Monumen Jogja Kembali mengatakan

Monumen Jogja Kembali dibangun pada tanggal 29 Juni 1985. Penggagas monumen ini adalah Kolonel Soegiarto (Walikotamadya Yogyakarta). Monumen Jogja Kembali didirikan untuk memperingati peristiwa berfungsinya kembali Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia yang direbut dari penjajah Belanda. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 29 Juni 1949. Kemudian, tanggal 6 Juli 1989 Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Museum yang berbentuk kerucut ini di bangun di atas lahan seluas 49.920 m2, dengan ketinggian 31,8 meter. Memasuki area monumen pengunjung disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. 

Monumen Jogja kembali dikelilingi oleh kolam dengan empat jalan, dikolam tersebut pengunjung bisa memberi makan ikan dengan hanya membayar Rp. 1.000 per plastiknya. Terdapat sebuah dinding yang memuat 420 nama pejuang yang gugur antara 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949 serta puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar untuk pahlawan.

Daftar Nama-Nama Pahlawan. Sumber: Dokumentasi Penulis
Daftar Nama-Nama Pahlawan. Sumber: Dokumentasi Penulis

Monumen Jogja Kembali terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama terdapat ruang serbaguna, kantor Tata Usaha, ruang perpustakaan, kantor keuangan, Toliet, Mushola dan 4 ruang museum yang terdapat benda-benda koleksi: relief, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum dalam suasana perang kemerdekaan 1945-1949. 

Lantai kedua terdapat ruang 10 diorama 3D dan 40 Relief yang menggambarkan garis besar perjuangan Yogyakarta untuk mempertahankan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda mulai dari Desember 1948 hingga Juli 1949. Lantai 3 terdapat Ruang Garbha Graha yang digunakan untuk mendoakan arwah para pahlawan yang telah gugur.

Gambar Diorama 3D. Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar Diorama 3D. Sumber: Dokumentasi Penulis

Ruang Garbha Graha. Sumber: Dokumentasi Penulis
Ruang Garbha Graha. Sumber: Dokumentasi Penulis

“Monumen Jogja Kembali adalah salah satu wisata yang edukatif dan menarik. Alasan saya berkunjung ke museum ini karena ingin berlibur dengan keluarga dan juga sambil belajar mengenai sejarah, didalam museum ini kita disambut dengan replika pesawat lalu terdapat museum yang mempunyai banyak koleksi peninggalan berupa foto, dokumen, dan berbagai jenis senjata. 

Ruang diorama yang menggambarkan perjuangan pahlawan dengan audio yang menceritakan kejadian pada masa penjajahan membuat saya merasakan seperti berada langsung dikejadian pada masa tersebut,” ujar Cindy salah satu pengunjung Monumen Jogja Kembali.

Melihat dari peninggalan bersejarah para pahlawan seperti dokumentasi perjuangan kemerdekaan, hingga alat sejata, piagam penghargaan yang tidak mudah untuk memperjuangkannya. Akan tetapi dengan semangat para pahlawan yang tidak pernah goyah menghantarkan perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta

Gedung monumen ini menjadi sangat penting artinya bagi masyarakat Yogyakarta dikarenakan pada tanggal 29 Juni 1949 terjadinya peristiwa sejarah yaitu berfungsinya kembali Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia yang direbut dari penjajah Belanda. Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat menjadikan bangsa yang maju dan semangat pantang menyerah dan rela berkorban mengingat perjuangan para pahlawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun