Pak Presiden, (Ir. Joko Widodo)
Saya mungkin orang biasa yang tak punya kuasa bicara langsung dengan bapak...
Namun dengan tulus sebagai seorang warga negara yang sadar akan kuatnya demokrasi dan keadilan di negeri ini, saya ingin melaporkan kejadian di tempat saya, bahwasanya seorang warga yang juga merupakan kedua Orang tua dari seorang pasien anak di Rumah Sakit Makassar harus rela membuat surat pemberitahuan yang sangat kontroversial dengan menjual anaknya untuk menutupi pembayaran bea Rumah Sakitnya.
Kedua orang tua tersebut atas nama JANUAR (Ayah) dam ANDI INDRA AYU (Ibu) harus menjual anak kandung perempuannya bernama FARADIBA AULIYAH KHUMAIRAH yang lahir 12 hari lalu di RS.Universitas Hasanuddin Makassar sejak aku menulis tulisan ini.Â
Dalam surat yang dbubuhi materai tersebut, seolah kedua orang tuanya sudah mantap menjual anaknya hanya karena tak mampu membayar semua biaya tagihan rumah sakit yang merawat anaknya.
Dalam surat pemberitahuannya, Ibunya menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menawarkan anaknya tersebut.
Pak Presiden,
Apakah begini nasib rakyat kita dan gelagat birokrasi kita yang senantiasa mematuhi segala aturan dengan harus meniadakan nurani hingga dengan tanpa ampun tak mengenal status ekonomi rakyat hingga kepesimisan pun terjadi pada mereka yang tak kuasa menerima nestapa atas cita-cita negara yang telah MERDEKA ini ?
Dengan data yang saya dapat dari rekan dokter yang bertugas di Rumah Sakit tempat dirawatnya anak tersebut. Saya tak kuasa mencucurkan air mata ini sekaligus sedih sibuknya birokrasi negara ini tnapa melihat warganya dari bawah.Â
Belum lagi melihat gelagat media yang terlalu fokus pada perpolitikan Ibukota dan kasus Jessica semata. Sudahilah mengejar popularitas yang tak masuk akal ini.
Diinformasikan surat ini diterbitkan 2 hari yang lalu sejak tulisan ini ku tulis.Â
Semoga dengan tulisan ini, Pak Presiden dan Kementerian Sosial dan Kesehatan sedikit menengok ke belakang dan mengulurkan tangannya, serta kebijakannya, atas nama keadilan dan Hak asasi bayi malang ini atas kepesimisan kedua orang tuanya yang hampir saja pesimis sebagai warga negara Indonesia.
"Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
"Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
"Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
Atas nama Pancasila. Salam kami (rakyat Indonesia) dari Timur yang iba hatinya melihat penindasan saudara kami..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H