Mohon tunggu...
fatin naurah
fatin naurah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Saya adalah mahasiswa yang berkuliah di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Barbie Princess Charm School yang Jadi All Time Favorite dan Bikin Nostalgia

15 September 2024   23:47 Diperbarui: 16 September 2024   01:41 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Review Film "Barbie Princess Charm School" yang jadi All Time Favorite dan Bikin Nostalgia


Siapa sih yang gatau film legendaris dan hits yang disukai sama hampir seluruh golongan ini? Yap bener banget nih, film bernama "Barbie" pasti udah ga asing lagi ya dikalangan anak-anak, remaja, orang tua, dan bahkan seluruh generasi kemungkinan udah sangat familiar dengan film yang pertama dirilis pada tahun 1959 ini. Nah tapi ga semua penonton film Barbie tau loh kalo misalkan film ini merilis berbagai macam jenis/series yang ga kalah seru dengan film kartun lainnya. Kali ini, aku bakal bahas tentang isi dari film yang berjudul "Barbie Princess Charm School" dan mengulas secara singkat tentang salah satu series yang banyak digemari penonton dari segala usia ini.

Film "Barbie Princess Charm School" adalah series Barbie yang paling banyak aku tonton sejak kecil, dan satu-satunya film Barbie yang masih sering kali aku rewatch di zaman sekarang. Meskipun sekarang udah banyak banget film kartun dan berbagai macam film dengan genre yang beragam, tapi kalo menurutku film "Barbie Princess Charm School" ini tetep jadi comfort movie yang bisa aku tonton berulang-ulang dan bikin nostalgia sama masa kecilku. Alasannya karena dari kecil aku selalu suka dengan jalan cerita dari film ini yang menurutku seru tapi juga terdapat pesan moral yang bisa diterapkan oleh penonton terutama sebagai sarana untuk menghibur sekaligus mengedukasi anak-anak.

Film ini memiliki peran utama yang bernama "Blair" yaitu seorang gadis yang tinggal bersama satu adik perempuannya dan juga ibunya. Blair bekerja di sebuah kafe sebagai pelayan. Kehidupannya berjalan seperti biasa hingga suatu hari tanpa sepengetahuannya, adiknya diam-diam mendaftarkannya dan secara tak terduga ia memenangkan lotere yang membuatnya terpilih untuk menjadi siswi di sebuah sekolah bergengsi khusus putri yang terletak di Kerajaan Gardania.

Sesampainya disana, ia memasuki sekolah yang megah itu dan disambut oleh seorang peri kecil yang akan mendampinginya selama ia bersekolah disana. Di saat yang sama, ia bertemu dengan "Delancy" dan sahabatnya yang bernama "Portia" yang nampaknya tidak menyambut Blair dengan baik. Peri pendampignya pun mengantarkan Blair menuju kamarnya dan disana lah ia bertemu teman sekamarnya yang bernama "Hadley" dan "Isla". Mereka bertiga berteman dengan baik bersama dengan 3 peri pendampingnya masing-masing. Malamnya, Blair Kembali berhadapan dengan Delancy yang berujung menimbulkan rasa dendam karena kecerobohan Blair. Sejak saat itu, Delancy membully Blair dengan berbagai cara. Hingga pada suatu hari, mereka melakukan kunjungan ke Kerajaan dan menyadari adanya kejanggalan pada foto "Princess Sophia" yang dinilai sangat mirip dengan Blair. Delancy yang secara diam-diam mendegar hal tersebut pun ikut merasa kebingungan.

Fakta pun terungkap bahwa Blair benar merupakan Princess Sophia anak dari Ratu Isabella yang diasingkan oleh Dame Devin demi menjadikan putrinya yaitu Delancy sebagai ratu penerus Kerajaan Gardania. Setelah mengetahui fakta tersebut, Delancy akhirnya memutuskan untuk membantu Blair dalam mengungkapkan kebenarannya. Tepat di malam sebelum hari pemahkotaan, Blair, Hadley, dan Isla gagal mengambil mahkota dan terkunci di dalam ruangan penyimpanan. Namun beruntungnya di hari pemahkotaan, mereka berhasil keluar dari ruangan tersebut dan menyatakan kebenaran bahwa ia adalah anak  dari Ratu Isabella yang sebenarnya. Pemahkotaan pun dilaksanakan dan Blair akhirnya memilih Delancy sebagai "Lady Royal" dari Kerajaan Gardania.

Film pun selesai dengan Blair dan Delancy yang hidup dengan damai sebagai penerus Kerajaan Gardania. Jalan ceritanya yang seru membuat film ini digemari oleh banyak orang. Dibalik serunya film ini, menurutku kekurangannya  adalah ending dari film ini cenderung clich dan mudah ditebak. Film ini juga memiliki kkelebihan berupa pesan moral yang bisa mengedukasi penonton tentang pentingnya membela kebenaran, dan character development yang dicerminkan oleh sifat Delancy dan Blair dalam film tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun