Mohon tunggu...
Fatin Nabilah
Fatin Nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas negeri Makassar

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tidak Merokok tapi Mengidap Kanker Paru, Mungkin Inilah Penyebabnya

13 Oktober 2024   09:21 Diperbarui: 13 Oktober 2024   11:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Paparan asbes juga bisa meningkatkan resiko seseorang terserang kanker paru. Hal ini karena serat asbes yang terhirup ke dalam tubuh dapat bertahan di jaringan paru-paru dalam waktu lama. Hal ini sangat berbahaya, sehingga penggunaan asbes dalam bidang industri sudah dibatasi dan bahkan dilarang di beberapa negara.

4. Terpapar polusi udara

Polusi udara juga turut berkontribusi terhadap terjadinya kanker paru. Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan jenis polusi udara luar ruangan, seperti gas buangan kendaraan, kompor kayu, dan pembangkit listrik tenaga batu bara, sebagai bahan yang bersifat karsinogenik.

5. Terdapat faktor genetik

Faktor genetik atau keturunan berperan dalam meningkatkan peluang seseorang untuk terkena kanker paru. Memiliki orang tua atau anggota keluarga yang menderita kanker paru dapat meningkatkan risiko Anda menderita kanker paru.

6. Terjadi mutasi gen

Mutasi gen dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat sel-sel paru menjadi ganas. Hal ini juga merupakan penyebab terjadinya kanker paru.

Jadi, meskipun Anda bukan perokok aktif, risiko terserang kanker paru tetap ada. Hal-hal yang disebutkan di atas merupakan beberapa penyebab dan faktor risiko terjadinya kanker paru pada orang yang tidak merokok.3. Terkena paparan asbes

Paparan asbes juga bisa meningkatkan resiko seseorang terserang kanker paru. Hal ini karena serat asbes yang terhirup ke dalam tubuh dapat bertahan di jaringan paru-paru dalam waktu lama. Hal ini sangat berbahaya, sehingga penggunaan asbes dalam bidang industri sudah dibatasi dan bahkan dilarang di beberapa negara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun