Mohon tunggu...
Fatimatus Zahro Official
Fatimatus Zahro Official Mohon Tunggu... Lainnya - Fatimatus Zahro SPI 1

Fatimatus Zahro - SPI 1 - NIM : 211104040006

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerukunan Beragama Membangun Kemajuan Bangsa

26 Oktober 2021   13:12 Diperbarui: 26 Oktober 2021   13:17 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai pengertiannya pancasila merupakan landasan bernegara yang mana didalamnya terkandung nilai-nilai atau norma-norma yang patut dijadikan pijakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. salah satu nilai tersebut membahas mengenai ketuhanan (agama) yang terkutip pada bacaan sila pertama, yakni “ketuhanan yang Maha Esa”. Maknanya indonesia adalah bangsa beragama dan yang mengakui keberagaman dalam beragama.

Agama merupakan sebuah sistem kepercayaan yang dianut oleh sebagian manusia yang mana berisikan ajaran serta petunjuk bagi penganutnya agar dapat menjalani kehidupan yang benar, tentram dan selamat dikehidupan setelah mati, Oleh sebab itulah, agama sangat penting bagi suatu negara, supaya kehidupan dalam bernegara tertata dan damai.

 Namun  tak dapat dipungkiri dengan beragamnya agama di suatu negeri, terkadang timbul suatu permasalahan atau konflik antar umat yang berimbas pada bangsa pula. misalnya seperti lumpuhnya perekonomian bangsa, disebabkan masyarakat yang enggan beraktifitas di luar rumah karena merasa sudah tidak aman lagi, pusat perbelanjaan seperti mall, pasar, bahkan warung biasa pun memilih menutup usahanya dari pada menerima resiko sebagai target penjarahan, sehingga situasi ini membuat transaksi jual beli terhenti. akibatnya masyarakat akan kesulitan mencari sumber penghidupan, bahkan yang masih memiliki uang pun akan kesulitan mendapatkan barang kebutuhannya. pada akhirnya terjadilah krisis lokal yang akan dialami daerah tersebut, yang kemudian juga akan berimbas pada perekonomian negara, dan   parahnya lagi jika terus dibiarkan, konflik antar agama ini lambat laun akan dapat menghancurkan suatu negara, contohnya seperti Yugoslavia yang kini hanya meninggalkan sejarah akibat konflik agama yang tak terselesaikan.

Tentunya kita tak mau kan bangsa ini hancur hanya karena keegoan kita sendiri. jadi diperlukannya sebuah keharmonisan dalam beragama, guna mencapai keharmonisan dalam bangsa pula yang mana nantinya hal itu dapat mengantarkan bangsa pada kemajuan.

 Lalu bagaimanakah caranya membangun kerukunan/keharmonisan beragama itu?
Sesuai dengan Tap MPR No. 1/MPR/2003 mengenai makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa ayat 3-4 dan 6-7 hal tersebut dapat ditempuh dengan cara;

1.) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap tuhan yang maha Esa.
2.) Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap tuhan yang Maha Esa.
3.) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
4.) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan Yang MahaEsa kepada orang lain.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Toleransi lah yang dapat mengukuhkan sekaligus menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa. Mengapa? 

Karena dengan toleransi, segala macam perbedaan akan dikesampingkan, sehingga kita dapat berjalan berdampingan dan fokus membangun negeri ini.  Penting diingat bahwa meskipun kita tak bersaudara dalam beragama, namun kita tetaplah saudara dalam sebangsa dan setanah air, Jadi masa depan bangsa ini adalah tanggung jawab kitab bersama, seperti kata pepatah “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. kita harus tetap bersama walau bagaimanapun situasinya.

Ternyata pembahasan mengenai toleransi dalam beragama tak hanya termuat dalam  peraturan pemerintah saja, namun jauh dari itu, sebelumnya agama pun mengajarkan tentang perilaku toleransi, contohnya di Islam pada Q.S. Al-Kafirun Ayat 6:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
“Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

Jadi sudah jelas ya.....bahwa kita memiliki dapur masing-masing, Jadi tak sepantasnya  untuk mencampuri masakan yang lain karena setiap koki didapur  memiliki resepnya sendiri-sendiri. Agama mereka biarlah menjadi urusan mereka, kita tak berhak untuk ikut campur, apalagi mengganggunya, cukuplah bagi kita untuk fokus ke agama sendiri. Namun, kita juga tidak boleh abai terhadap orang yang beragama lain, kita harus tetap peduli dan menjalin komunikasi yang baik dengan mereka, supaya kerja sama membangun negeri ini berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun