Siswa Masih Belum Bisa Membaca?
    Melalui adanya pendidikan manusia dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan dirinya berdasarkan kemampuan dan kesempatan yang diperolehnya. Pendidikan sangatlah penting untuk semua manusia. Dalam dunia pendidikan ada beberapa hal yang dapat menghambat kelancaran dalam proses pendidikan. Sistem pendidikan sekarang ini terutama disekolah dasar, siswa dituntut untuk bisa mengikuti semua mata pelajaran, sehingga apabila adanya kesulitan dalam satu atau beberapa mata pelajaran sudah merupakan ancaman bagi anak untuk tidak naik kelas atau melanjutkan pendidikannya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan frustasi bagi anak dan kecemasan orang tua. Frustasi tersebut dapat membawa dampak negatif pada anak. Anak-anak dengan gangguan kondisi tersebut mengalami kesulitan membedakan ciri dan ukuran huruf sehingga sering salah mengucapkan kata. Kebanyakan anak yang mengalami gangguan membaca tidak suka dan selalu berusaha menghindarinya.
    Di sekolah dasar masih saja dijumpai para siswa yang mengalami kesulitan belajar yang beragam. Membaca, menulis, menghitung merupakan keterampilan yang perlu dikuasai para siswa di sekolah dasar. Adanya kesulitan dalam membaca akan mengakibatkan ketidakmampuan dalam menangkap pesan tulisan, padahal semua mata pelajaran pesannya disampaikan melalui tulisan. Di bawah ini adalah beberapa karakteristik siswa yang berkesulitan membaca:
1. Mempunyai sifat keras dan kaku
    Berasal dari keluarga yang kaku, dimana orang tua meletakkan standard yang tinggi dan hadiah diberikan pada anak apabila memenuhi harapan orang tua. Sikap orang tua seperti itu membentuk pribadi anak menjadi kaku dan keras.
2. Penuh ketakutan dan ketergantungan
    Anak ini selalu menjadi pusat perhatian di rumah. Anak seperti ini selalu berusaha menyenangkan hati orang lain akan tetapi menjadi tengan jika tidak bisa melakukannya. Karena anak ini melihat bahwa dengan membaca dapat menarik perhatian, maka ia sering cemas pada saat mendapat tugas membaca.
3. Ceroboh dan selalu menurutkan kata hati
    Berasal dari situasi rumah yang tidak konsisten dimana orang tua gagal untuk menetapkan garis komunikasi yang baik dan hanya mengandalkan tanggung jawab pada sekolah dalam mengatasi masalah anak, dan mengharapkan sekolah ikut memikul tanggung-jawab keluarga. Biasanya anak ini akan mempunyai perasaan merasa kurang diperhatikan. Dengan demikian timbul masalah-masalah prilaku dan yang akhirnya dapat menmgakibatkan putus sekolah. Sikap terhadap pengajaran membaca ditandai oleh perasaan acuh tak acuh artinya anak menjadi tidak mau berprestasi
4. Selalu merasa tidak mampu melakukan sesuatu tugas yang diberikan
    Berasal dari keluarga yang memberikan perlindungan berlebihan dan membentuk pribadi anak menjadi ketergantungan. Anak seperti ini memiliki kepribadian yang tidak memadai yang dapat memberi peluang terhadap orang lain untuk memperdayainya. Anak seperti ini akan selalu merasa tertekan, tidak mempunyai keinginan untuk mengambil resiko dan akan menolak apabila diberikan tugas membaca.