Air beriak tanda tak dalam
Air tenang menghanyutkan
Izinkan saya mengucapkan salam
Bagi hadirin sekalian
Assalamu'alaikum Warohmatulohi Wabarakatuh
Yang saya hormati Bpk. Kyai ......... dan Ibu Nyai............., selaku Pengasuh Pondok Pesantren.........
Yang saya hormati Bpk. KH .............baitih, Selaku Shohibut Bait.
Yang terhormat Bapak KH ............dari ........... yang kita nanti-nantikan mauidhoh hasanahnya.
Yang terhormat Bpk. KH ..............selaku .........
Yang saya hormati segenap undangan dari ......... yang saya muliakan.
Dan tak lupa kepada seluruh tamu undangan yang insa Alloh dirahmati Alloh.
Awwalan, puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahun Wata'ala, yang telah melimpahkan nikmat, berkah dan karunia-Nya, sehingga kita pada malam ini dapat bermuajjahah, berkumpul dalam bingkisan acara haflah akhirrussanah Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan tercinta.
Shalawat dan salam senantiasa mengalir kepada insan al- kamil, baginda,wa habibina Nabi Muhammad S.W, yang telah membawa kita dari zaman jahilliyah menuju terangnya agama Islam. Semoga kita termasuk dalam golongan umat yang mendapat syafa’at beliau, fiddini waddunya wal akhirah. Aaamiin, Aaamiin, ya robbal alamin.
Hadirin yang dirahmati Allah
Telah kita ketahui bahwa hari ini kita telah memasuki pertengahan bulan Sya’ban, atau sering disebut nifsu Sya'ban. Bulan yang sering kita lalai dengan keistimewaan dan hikmah sunnah didalamnya. Bulan yang insya Allah menghantarkan kita memasuki bulan suci, bulan maghfiroh, dan bulan mulia, yakni bulan Ramadhan.
Pada bulan inilah diangkat amal perbuatan kita, bulan berlimpahnya pahala, bulan turunnya ayat shalawat, dan bulannya pembaca Al-Qur’an. Bahkan, Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan ini, Seperti diriwayatkan dalam Hadits Bukhari, dari Aisyah radhiallahu anha “Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadlan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’.” (Muttafaqun ‘Alaih). Jadi ketahuilah saudaraku, bulan Sya’ban adalah bulan yang sebaiknya kita memperbanyak amal shalih, bahkan Nabi Muhammad paling banyak puasa sunnah pada Bulan ini. Amalan yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak maaf, mensucikan pribadi dari perbuatan buruk demi persiapan kita menyambut bulan Ramadhan.
Hadirin yang dirahmati Alloh
Telah kita ketahui bersama bahwa populasi di Nusantara dengan keanekaragaman social - budaya memiliki keanekaragaman pula dalam hal aktivitas social religious di bulan Sya’ban. Sering kita melihat di lingkungan sekitar , sering kita mendengar di pulau seberang, bulan Sya’ban adalah bulan euphoria penyambutan bulan Ramadhan.
Bulan Sya’ban adalah masa tenggang setelah sinyal kita kuatkan dalam peribadatan di bulan Rajab, bulan Sya’ban adalah masa tenang sebelum kita menjalankan ujian puasa di bulan Ramadhan. Berbagai macam jenis tradisi social yang dimanifestasikan masyarakat sebagai unsur rasa kebahagian kita menjelang bulan ramadhan. Banyak aktivitas - spiritual yang terbungkus tradisi – materi sebagai sarana pelibatan jiwa dan raga menyongsong bulan ramadhan. Contohnya saja: Munggahan dari Jawa Barat, Nyorog dari Betawi, Meugang dari Aceh, Malamang dari Sumatera Barat, Apeman dari Jogjakarta, dan banyak tradisi lain, yang tujuan finalnya adalah wujud syukur manusia, pembersihan pribadi dari hal-hal buruk dan penyambung silaturrahim kepada sesama
Hadirin yang dirahmati Alloh
Oleh karena itu, untuk menggapai bulan Romadhon, kita bentuk mental yang siap dihadiri oleh tamu agung kita, siap berlomba-lomba dalam amal shalih, siap berburu pahala dan maghfirah-Nya, sudah seharusnya kita mulai dari detik ini. Kita latih kesenangan dalam keseharian kita menjadi kesenangan dalam ibadah, bukan dalam aktivitas rebahan. Kita perbaiki habit yang kurang bermanfa’at menjadi habit yang bernilai ibadah. Kita jadikan bulan Ramadhan sebagai ajang membentuk pribadi qur’ani, pribadi ahli jannah, bukan bulan yang didalamnya kita sibuk bebersih dan menata dekorasi rumah. Kita libatkan bulan Ramadhan sebagai pribadi yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan tolak ukur kualitas iman, bukan sebagai bulan ukur-ukuran baju lebaran.
Marilah, kita bersama-sama sambut Bulan Romadhon dengan penuh semangat!
Memetik rambutan dengan galah.
Galah patah tidaklah apa.
Mohon maaf jika ada salah.
Namanya juga manusia.
Wassalamu'alaikum Warohmatulohi Wabarakatuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H