Tapi akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah atas tuduhan membahayakan gadis-gadis sekolah (sebab Minke dianggap mesum dengan Nyai Ontosoroh). Temannya, Robert Suurof adalah salah satu orang dibalik gossip ini.
Â
     Meski gejolak demi gejolak dialami, Minke akhirnya memutuskan menikah dengan Annelies. Ia ingin membuktikan bahwa stigma yang menempel padanya tidak benar. Ia juga ingin menahan Annelies supaya tidak dibawa ke Belanda dengan menikahinya.Â
Â
Sayangnya, Minke harus kembali menelan pil pahit. Pengadilan bersikeras segera membawa Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh dan Minke mencari berbagai cara untuk mencegah hal ini. Bahkan teman-teman Darsam sudah berjaga-jaga di depan rumah Nyai dengan membawa celurit. Tapi aparat kolonial tetap memaksa membawa Annelies. Kerusuhan pun pecah dengan iringan takbir dari pasukan Madura. Pihak Belanda memenangkan kerusuhan dan Annelies pun dipaksa pergi dari rumahnya. Mereka kalah. Tak bisa dipungkiri bahwa Nyai maupun Minke kalah. Tapi Nyai menghibur Minke bahwa mereka sudah mencoba melawan.
Â
3. KelebihanÂ
Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas, hampir tidak ada celah. begitu pula dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan jelas.Penulis juga menekankan arti penting belajar dan memberikan pesan-pesan yang disampaikan secara tersurat maupun tersirat.
4. Kekurangan
Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga agak sulit untuk dimengerti. Yang membuatnya kurang digemari oleh kaum remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H