Mohon tunggu...
Fatima Nadine
Fatima Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28 JAKARTA

XI MIPA 1 (15)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Bumi Manusia"

3 Maret 2021   12:27 Diperbarui: 3 Maret 2021   12:46 13124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: penerbit lentera dipantara

Tapi akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah atas tuduhan membahayakan gadis-gadis sekolah (sebab Minke dianggap mesum dengan Nyai Ontosoroh). Temannya, Robert Suurof adalah salah satu orang dibalik gossip ini.

 

         Meski gejolak demi gejolak dialami, Minke akhirnya memutuskan menikah dengan Annelies. Ia ingin membuktikan bahwa stigma yang menempel padanya tidak benar. Ia juga ingin menahan Annelies supaya tidak dibawa ke Belanda dengan menikahinya. 

 

Sayangnya, Minke harus kembali menelan pil pahit. Pengadilan bersikeras segera membawa Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh dan Minke mencari berbagai cara untuk mencegah hal ini. Bahkan teman-teman Darsam sudah berjaga-jaga di depan rumah Nyai dengan membawa celurit. Tapi aparat kolonial tetap memaksa membawa Annelies. Kerusuhan pun pecah dengan iringan takbir dari pasukan Madura. Pihak Belanda memenangkan kerusuhan dan Annelies pun dipaksa pergi dari rumahnya. Mereka kalah. Tak bisa dipungkiri bahwa Nyai maupun Minke kalah. Tapi Nyai menghibur Minke bahwa mereka sudah mencoba melawan.

 

3. Kelebihan 

Novel ini banyak memberi beberapa gambaran yang sangat jelas tentang masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia di jaman kolonialisme. Alur ceritanya sangat menarik , permasalahan ditulis jelas, hampir tidak ada celah. begitu pula dengan gambaran keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda, digambarkan dengan jelas.Penulis juga menekankan arti penting belajar dan memberikan pesan-pesan yang disampaikan secara tersurat maupun tersirat.

4. Kekurangan

Beberapa bahasa yang dipakai terlalu puitis sehingga agak sulit untuk dimengerti. Yang membuatnya kurang digemari oleh kaum remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun