Mohon tunggu...
KKN455 DESA WONOAYU
KKN455 DESA WONOAYU Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa KKN Kelompok 455 Universitas Jember

Halooo, kami dari mahasiswa KKN Universitas Jember yang diterjunkan di Desa Wonoayu, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keterbatasan Sumber Air, Kelompok 455 KKN Tematik UNEJ, Budidaya Tanaman Hidroponik di Desa Wonoayu

29 Juli 2022   21:36 Diperbarui: 29 Juli 2022   21:55 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Wonoayu merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ranuyoso dan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Lumajang, dimana desa ini menjadi salah satu desa yang dipilih untuk dilakukan penerjunan mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Jember. 

KKN di Desa Wonoayu yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Jember akan berlangsung mulai dari tanggal 20 Juli sampai 23 Agustus 2022. 

Penerjunan mahasiswa KKN Universitas Jember di Desa Wonoayu dilakukan pada tanggal 20 Juli 2022, pada saat ini sudah tepat sekitar seminggu mahasiswa KKN Universitas Jember berada di Desa Wonoayu dan sudah melakukan observasi ke semua dusun yang ada di Desa Wonoayu terkait informasi mengenai potensi, usaha, dan masalah yang sering dialami oleh masyarakat sekitar. 

Berdasarkan hasil observasi atau survey masyarakat di Desa Wonoayu memiliki beberapa usaha, seperti usaha keripik singkong, usaha tahu, dan tempe, semua usaha ini sudah bisa dibilang cukup berkembang meskipun masih dalam skala rumahan. 

Mayoritas masyarakat di Desa Wonoayu bermata pencaharian sebagai petani, dimana komoditas tanaman yag sering dibudidayakan yaitu tebu, sengon, singkong, kelapa, dan pisang.

Dokpri
Dokpri

Desa Wonoayu memiliki cuaca yang sejuk dan sebenarnya cukup cocok jika dilakukan budidaya tanaman sayuran, namun Desa Wonoayu sering mengalami permasalahan mengenai keterbatasan sumber air dan masalah ini sudah dialami oleh masyarakat di Desa Wonoayu sejak dulu, oleh karena itu masyarakat di Desa Wonoayu tidak ada yang melakukan budidaya tanaman sayuran. 

Masyarakat di Desa Wonoayu sebenarnya sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah keterbatasan air, mulai dari cara menggali sumur sampai pengajuan terkait penyaluran air PDAM ke desa, namun hal ini masih belum berhasil dalam mengatasi masalah tersebut. Penggalian sumur sulit dilakukan karena sumber air di Desa Wonoayu terlalu dalam dan banyak bebatuan yang menghalangi saat penggalian sedang berlangsung. 

Sebagian masyarakat juga sudah melakukan penyaluran air melaui PDAM, namun sumber air dari PDAM hanya bisa hidup 2 hari sekali dan masih ada beberapa dusun yang belum sama sekali tersentuh oleh penyaluran air dari PDAM. 

Pada saat ini masalah keterbatasan air di Desa Wonoayu mulai sedikit teratasi melalui sumber air yang berasal dari PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), dimana pengelolaan sumber air ini dilakukan oleh desa dan penerapannya masih bisa dibilang baru sehingga saat ini hanya sedikit rumah warga yang memiliki sumber air dari PAMSIMAS.

Berdasarkan hasil survey selama seminggu yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa KKN Universitas Jember di Desa Wonoayu diperoleh berbagai informasi yang membuat kelompok KKN akhirnya membentuk sebuah program kerja terkait budidaya tanaman sayuran berbasis hidroponik. 

Kelompok KKN membentuk program kerja ini dengan tujuan agar Desa Wonoayu memiliki komoditas pertanian yang bervariasi, mempermudah akses untuk mendapatkan makanan bergizi, dan meningkatkan sumber penghasilan masyarakat di Desa Wonoayu. 

Hidroponik merupakan salah satu teknik atau sistem dalam melakukan budidaya tanaman dengan menggunakan media tanam selain tanah seperti rockwool, kapas, sekam padi, dan lain-lain, dimana dalam penerapan teknik ini lebih ditekankan pada penggunaan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga peran air sangat penting dalam penggunaan teknik ini (Singgih dkk., 2019). 

Air memang menjadi komponen penting dalam penggunaan sistem hidroponik, namun dalam penerapannya sistem ini tidak perlu melakukan pergantian air di bak penampung setiap hari dan biasanya pergantian air hanya dilakukan 1 -- 2 minggu sekali, 

sehingga keterbatasan sumber air tidak menjadi penghalang dalam melakukan sistem hidroponik karena sumber air PDAM di Desa Wonoayu bisa hidup 2 hari sekali dan cuaca yang sejuk di Desa Wonoayu juga dapat mendukung pembudidayaan tanaman sayuran dengan sistem hidroponik.

Dokpri
Dokpri

Program kerja ini sudah dirundingkan dengan perangkat desa Wonoayu dan cukup memperoleh tanggapan yang positif. Kelompok mahasiswa KKN Universitas Jember saat ini sedang menyusun beberapa rencana yang akan dilakukan untuk mensukseskan program kerja budidaya tanaman sayuran berbasis hidroponik. 

Jika program kerja ini dapat dilaksanakan dengan baik dan berkelanjutan maka hal ini akan memberikan dampak yang sangat positif terhadap masyarakat di Desa Wonoayu, mulai dari meningkatnya jenis komoditas pertanian yang dapat dibudidaya oleh masyarakat sekitar, 

dapat meningkatkan asupan gizi bagi masyarakat di Desa Wonoayu, menjadi sumber penghasilan di Desa Wonoayu, dan masih banyak dampak positif lainnya yang memberikan keuntungan tersendiri bagi Desa Wonoayu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun