Mohon tunggu...
fatimah nur
fatimah nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyembuhkan Luka Inner Child: Menghadapi Trauma dari Pertengkaran Keluarga

12 Juni 2024   10:57 Diperbarui: 12 Juni 2024   11:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertengkaran keluarga sering kali meninggalkan luka mendalam yang berakar pada masa kecil, mempengaruhi perkembangan individu hingga dewasa. Inner child, atau anak batin, merupakan konsep psikologis yang merujuk pada bagian diri kita yang menyimpan kenangan, emosi, dan pengalaman dari masa kecil. Ketika kita mengalami konflik atau trauma dalam keluarga, inner child ini bisa terluka dan membentuk pola perilaku yang berulang dalam kehidupan kita.

Luka dari Pertengkaran Keluarga

Pertengkaran dalam keluarga bisa bersifat destruktif, terutama jika terjadi secara berulang dan intens. Anak-anak yang menyaksikan atau terlibat dalam pertengkaran tersebut sering kali merasa tidak aman, tidak dicintai, dan tidak dihargai. Perasaan ini bisa tertanam kuat dalam pikiran mereka, menciptakan rasa takut, cemas, dan rendah diri yang bertahan hingga dewasa.

Trauma yang dialami anak akibat pertengkaran keluarga bisa bervariasi, mulai dari masalah kepercayaan, kesulitan dalam menjalin hubungan, hingga gangguan emosional seperti depresi dan kecemasan. Misalnya, seorang anak yang sering mendengar orang tuanya bertengkar mungkin tumbuh dengan keyakinan bahwa konflik adalah sesuatu yang harus dihindari dengan cara apa pun. Akibatnya, mereka bisa menjadi individu yang cenderung menghindari konfrontasi atau sebaliknya, menjadi agresif saat menghadapi konflik.

Menyembuhkan Inner Child

Proses penyembuhan inner child memerlukan kesadaran dan usaha yang terus-menerus. Pertama-tama, penting untuk mengidentifikasi dan mengakui luka yang ada. Menghadapi perasaan sakit dan kecewa dari masa lalu bukanlah tugas yang mudah, tetapi ini adalah langkah awal yang krusial.

Meditasi dan praktik mindfulness bisa sangat membantu dalam menghubungkan diri dengan inner child. Melalui meditasi, kita bisa belajar untuk mendengarkan suara anak batin kita, memberikan perhatian dan kasih sayang yang mungkin tidak mereka dapatkan saat kecil. Menulis jurnal juga bisa menjadi alat yang efektif untuk memproses emosi dan mengurai perasaan yang terpendam.

Terapi juga memainkan peran penting dalam penyembuhan inner child. Dengan bantuan terapis, individu bisa mengeksplorasi trauma masa kecil mereka dalam lingkungan yang aman dan suportif. Terapis dapat membantu mengarahkan proses penyembuhan dengan

menggunakan berbagai teknik, seperti terapi bermain, terapi seni, atau terapi perilaku kognitif.

Memutus Siklus Pertengkaran

Penting bagi kita untuk menyadari bahwa pertengkaran yang kita alami saat kecil tidak harus menjadi pola yang kita ulangi dalam keluarga kita sendiri. Dengan memahami luka inner child kita, kita dapat mulai membangun pola komunikasi yang lebih sehat dan efektif. Edukasi tentang resolusi konflik dan pengembangan keterampilan komunikasi bisa membantu individu dan keluarga dalam mengatasi perbedaan tanpa harus terlibat dalam pertengkaran destruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun