Dari kisah tersebut kita bisa belajar bahwa sebenarnya tidak ada anak yang bodoh. Mereka  hanya butuh penanganan khusus dan perhatian dari guru. Seorang guru harus tanggap dalam mengajar. Mereka harus bisa mencari tahu dan memahami kekurangan anak didiknya kemudian menetapkan tindakan dalam mengajar.
Guru harus mampu mengajari ABK (anak berkebutuhan khusus), karena mereka juga butuh belajar. Hal seperti ini tak bisa kita hindari dalam lingkunga kita. Oleh karena itu, seorang  guru betul-betul harus siap dengan kondisi seperti ini.Â
Meskipun untuk ABK memerlukan penanganan  khusus dan terkadang guru tidak memiliki pengetahuan dalam penanganan ABK. Berikut hal yang dapat dilakkukan untuk dapat menangani mereka Â
1.Kenali kalainan pada anak didik
pada dasarnya ABK memiliki penanganan yang berbeda. Oleh karena itu pendidik harus mampu mengenali kelainan anak sebelum mengambil tindakan penanganan dalam pembelajaran. dalam hal ini dapat mencari informasi dari orang tua anak.
2.Gali informasi
Dalam hal ini guru dituntut untuk bersikap professional dalam penanganan anak ABK. Guru harus berusaha mencari tahu kelainan anak dan mengetahui penanganannya dari buku-buku referensi, untuk itu sekolah perlu menyediakan buku-buku di perpustakaan bagi guru untuk menjadi sumber informasi dalam menangani ABK. Selain itu, penyediaan  sumber jaringan internet juga dibutuhkan sebagai salah satu alternative sumber informasi.
3.Tentukan strategi belajar.
Guru dalam menentukan strategi pembelajaran perlu mempertimbangkan lingkungan anak, agar anak tidak merasa dibedakan dengan anak normal. Mereka harus ditangani secara khusus , tetapi tidak menimbulkan kesenjangan antara anak normal.Â
Oleh karena itu perlu menemukan starategi yang tepat seperti melakukan permainan yang melibatkan mereka dalam belajar sehingga mereka tidak merasa terpinggirkan.
4.Berikan perhatian lebih