Mohon tunggu...
St. Fatimah
St. Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Fatimah Latif

Practise makes you perfect

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Si Corona, Guru dan PJJ

20 November 2020   06:18 Diperbarui: 20 November 2020   07:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan apllikasi whatsapp guru mencoba membuat video pembelajaran yang sesuai dengan materi dan gampang diterima anak-anak dengan mengaitkan lingkungannya. Pembelajaran pun bisa berlangsung dan tidak terlalu memberatkan orang tua, meski masih ada keluhan-keluhan yang datang dari mereka.

Tak bisa dipungkiri keadaan ini sangat menyita waktu orang tua dan beberapa diantaranya mengeluh dengan kondisi mereka di rumah. Terutama kaum ibu-ibu yang tidak bisa menyesuaikan waktu untuk kegiatannya  dan membimbing anaknya belajar.  

Ada beberapa diantara mereka yang mengatakan “saya jadi suka marah-marah, bu guru semenjak anak saya belajar di rumah”.  Kami pun bisa mengerti akan hal tersebut.  Karena ketidakbiasaan membuat mereka harus banyak belajar untuk beradaptasi dengan cara belajar anak masing-masing.

Ketidakbiaasan  inilah yang kadang membuat beberapa orang tua menjalin komunikasi intensif dengan guru untuk memecahkan masalah belajar anak. Sehingga waktu guru pun tidak terlalu banyak untuk dirinya sendiri karena harus menyediakan waktu lebih untuk konsultasi dengan para orang tua, di samping itu juga harus mengecek pekerjaan siswa dan memberikan laporan ke atasan.

Guru pun berusaha memberikan pelayanan kepada orang tua dan siswa selama pembalajaran jarak jauh ini. Guru semaksimal mungkin menjaga komunikasi dengan orang tua untuk mengetahui perkembangan belajar siswa-siswanya selama belajar dari rumah.

Bila memungkinkan guru akan memberikan beberapa soal untuk membantu mereka yang masih kurang mengerti materi yang sedang dibahas. Namun, bila mereka telah memahami materi pembelajaran akan berlanjut..

Kadang kala guru masih menerima kata-kata yang tak sepantasnya dari orang-orang yang tak bertanggungjawab. Mereka melontarkan kata dan kritikan tanpa menelusuri kebenarannya. Apa yang dilihatnya menjadi komsumsi mentah untuknya. Mereka dengan seenak jidatnya mengatakan guru terima gaji tanpa harus capek-capek kerja. Padahal kondisi dilapangan tak seperti yang mereka tuduhkan.

Bagaimana mereka tahu kalau guru tak bekerja? Toh mereka tidak melihat sendiri. Mereka tidak ada di posisi itu. Mereka tidak pernah tahu  kalau guru kadang harus tidur larut dan bahkan kadang kala mereka tidak tidur untuk menyiapkan pembelajaran onlinenya.

Selain itu, mereka juga harus mengoreksi pekerjaan siswanya dan menyelesaikan seabrek administrasi sekolah sebagai bukti pertanggungjawabannya. Mereka itu tak pernah tahu itu semua, mereka hanya asal ngomong dan tak tahu kondisi sebenarnya.

Omongan-omongan itu sangat menyakitkan, pekerjaannya  seolah sia-sia di mata mereka. Upaya mereka selama virus corona merajalelah tak dianggap. Meski begitu mereka tetap bekerja ikhlas.

Bijaklah dalam berkata-kata, dan coba tempatkan posisi kalian pada posisi mereka. Mereka itu punya telinga untuk mendengarkan apa yang kalian tuduhkan. Tapi mereka tetap bekerja dengan sepenuh hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun