Maaf, masih sepagi ini aku sudah datang padamu. Membawakanmu secangkir arabica dan untukku segelas mocca. Di pendapa ini kemudian kita membagi cerita, kamu dengan dirimu, dan aku dengan diriku. Sedang, arabica dan mocca bersama-sama memadukan diri kita.
Arabicamu tinggal sisa dan moccaku masih seperdua, sementara arunika masih bersembunyi di lorong-lorong dini hari. Simpang siur manusia tersenyum-senyum pada kita sembari bersiap menunggu baskara.
Mendadak pagi kita menghilang, jingga di kaki langit kembali menghitam. Sedang di pendapa ini hanya menyisakan aroma arabicamu dengan sayup-sayup suaramu.
Padahal, pagi kita belum akan usai, atau bahkan sebenarnya belum dimulai--entahlah. Barangkali kita akan dipertemukan kembali di pagi esok hari. Sampai jumpa di pendapa kita sesungguhnya, dengan secangkir cappucino milik berdua.
Batu, 1 April 2021
--
Pagi: ilustrasi dari awal sebuah pertemuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H