Yang sering terjadi adalah laptop sudah dibuka, kemudian mikir dan mikir. Lalu yang terjadi ternyata laptop hanya menyala sampai menghabiskan waktu satu jam atau dua jam tanpa tambahan progres. Hal ini tak lain disebabkan karena overthinking dan bengong. Ujung-ujungnya malah kembali mematikan laptop lalu tidur. Hmm.
Sempat saya buat polling di instagram story tentang apa yang sering dirasakan mahasiswa pejuang skripsi dengan dua pilihan yaitu “Overthinking terus bengong” dan “Terjang terus Gasskeun”. Sebanyak 75 % responden memilih “overthinking terus bengong”. Hal ini menunjukkan bahwa overthinking dan bengong pada proses pengerjaan skripsi tak hanya dirasakan oleh segelintir mahasiswa. Ia menjadi hal yang biasa dan mungkin menjadi sesuatu yang cukup bisa dimaklumi.
Ada beberapa hal yang perlu diingat oleh para pejuang skripsi agar overthinking dan juga bengong tidak terus-menerus dituruti. Jika mereka sadar akan hal ini, maka sudah bisa dipastikan mereka akan dapat memenangkan dirinya dan skripsi pun akan segera terselesaikan.
Pertama, Memang Mau Bayar UKT Lagi?
Uang Kuliah Tunggal atau biasa disebut UKT adalah biaya belajar per semester yang harus dibayarkan oleh setiap mahasiswa saat akan memulai semester baru. Jika skripsi tidak selesai dan terus tertunda, otomatis mau tidak mau UKT harus dibayarkan lagi. Lalu mau sampai kapan buang-buang duit dan memberi pemasokan pada kampus? Sedangkan si pejuang skripsi malah asik menikmati overthinking dan bengongnya.
Kedua, Waktu Tidak Pernah Menunggumu Selesai Bengong
Waktu terus berjalan. Dia tidak pernah beristirahat apalagi berhenti. Jangan pernah berpikir bahwa waktu akan memberikan jeda dan menunggu pejuang skripsi selesai dengan kebengongannya. Di dunia nyata ini tidak ada kekuatan manipulasi waktu seperti kuasa Ying pada serial cartoon BoBoiBoy yang dapat mengubah cepat atau lambatnya pergerakan massa di sekelilingnya. Jangan halu, deh!
Ketiga, Orangtua yang Menginginkan Anaknya Segera Memakai Toga
Orangtua mana sih yang tidak menginginkan anaknya segera mengenakan toga alias lulus dari kuliahnya. Menunda-nunda menyelesaikan skripsi yang disebabkan overthinking dan terlalu sering bengong sungguh menyedihkan jika mengingat orangtua yang selalu berdoa dan berharap agar anaknya cepat lulus dan sukses. Tidakkah malu jika selalu menjadi beban pikir orangtua apalagi terus morotin duit dari mereka?
Lalu, apa yang seharusnya dilakukan para pejuang skripsi agar tidak terus-menerus overthinking dan bengong?