Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Cara Menghilangkan Rasa Insecure yang Sering Muncul Saat Proses Aktualisasi Diri

27 Januari 2021   05:17 Diperbarui: 7 Juni 2022   12:05 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu tahu bahwa kamu mempunyai potensi dalam dunia memasak, menulis, menyanyi, utak-atik barang elektronik, menari, atau melakukan sesuatu yang kamu merasa bahwa kamu memiliki kecenderungan di sana. Eh, ketika ingin melakukannya, tiba-tiba muncul perasaan tak yakin, perasaan tak sanggup, perasaan minder, perasaan tidak berguna, dan lain sebagainya. Sebenarnya kamu merasa kesal dengan perasaan itu, bukan?

Kamu tahu, tidak? keinginan kamu untuk melakukan dan mencapai potensi yang kamu miliki itu disebut dengan proses aktualisasi diri

Kedengarannya sangat sederhana, kamu menginginkan potensi yang ada dalam dirimu dapat tereksplorasi dengan baik sehingga kamu mampu melakukannya dengan nikmat sebagai hobi yang sangat menyenangkan. Apalagi jika hobi itu dapat menghasilkan uang, sudah pasti akan semakin membahagiakan, kan.

Aktualisasi diri ternyata menjadi salah satu dari kebutuhan manusia. Kita sebagai manusia membutuhkan segala sesuatu untuk menjalani hidup. Termasuk di dalamnya bagaimana agar hidup ini selalu memberikan kebahagiaan. Karena itu, kebutuhan akan aktualisasi dalam diri manusia menjadi hal yang  sangat diharapkan untuk terealisasi.

Sebenarnya apa sih aktualisasi diri itu?

Aktualiasasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk menggunakan, mengembangkan, dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan kualitas yang ada pada dirinya. Dilansir dari sehatq.com bahwa aktualisasi diri sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental, aktualisasi diri menggambarkan sikap seseorang yang positif terhadap perkembangan dan kesehatan dirinya.

Seorang Ahli jiwa, Abraham Maslow dalam bukunya Hierarchy of Needs mengatakan bahwa aktualisasi diri adalah kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. 

Kebutuhan akan aktualisasi diri menjadi kebutuhan terakhir setelah manusia sudah cukup memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, dan penghargaan terhadap diri.

Hierarchy of Needs Abraham Maslow (sumber: idntimes.com)
Hierarchy of Needs Abraham Maslow (sumber: idntimes.com)

Namun, sayang sekali, proses aktualisasi diri tidak selalu berjalan mulus. Seperti halnya kebutuhan akan pemenuhan fisiologis berupa sandang, pangan, papan, maka tak jarang pula cobaan-cobaan itu datang baik dari dalam ataupun dari luar. Untuk mencapai tahap aktualisasi diri memanglah tidak mudah, terutama jika melihat lingkungan sosial kita yang kian lama kian menantang.

Untuk kamu yang berada pada proses aktualisasi diri, pasti kamu ingin sekali rasanya mengembangkan potensi yang ada pada diri kamu. 

Namun, ada saja memang segala sesuatu yang membuat dirimu tiba-tiba seolah tak berdaya, merasa rendah diri, tak ingin melanjutkan, dan perasaan negatif lainnya. 

Perasaan-perasaan seperti itu biasanya disebut dengan istilah “insecure” yang saat ini menjadi kata yang banyak diperbincangkan, khususnya di dunia kawula muda.

Sadarkah, kamu bahwa perasaan insecure dapat menjadi racun yang ampuh untuk menghambat bahkan mematikan proses aktualisasi dirimu?

Sebagai contoh, kamu mungkin pernah berada pada situasi ingin sekali mengembangkan bakat menulis yang kamu punya. Akan tetapi, ketika kamu melihat tulisan orang-orang lain di luar sana sangatlah luar biasa dan memukau yang kemudian membuatmu merasa rendah diri hingga tak ingin melanjutkan keinginanmu untuk menulis, waspadalah kamu telah meracuni kebutuhan aktualisasi dirimu.

Tekanan-tekanan sosial selalu berhasil membuat rasa insecure kamu semakin menjadi. Kehilangan fokus, percaya diri menurun, perasaan gelisah dan khawatir, takut tidak diterima oleh lingkungan sosial menjadikan proses aktualisasi dirimu mati. Tidakkah itu akan semakin membuatmu terpuruk?

Hadirnya emosi-emosi negatif di tengah menjalani proses aktualisasi diri memang tidaklah aneh. Hal tersebut bisa saja terjadi pada setiap manusia, pada setiap individu yang menginginkan adanya perubahan dalam dirinya. Namun, seorang individu yang keren, ia selalu berusaha mampu dan kuat menjalani segala rintangan-rintangan itu.

Perasaan insecure yang muncul dalam proses aktualisasi diri dapat kamu tepis dengan menanamkan pikiran-pikiran positif seperti:

Pertama, Kenali dan cintai dirimu seutuhnya

“Saat Kamu mengenal diri sendiri, Kamu telah mengetahui hal paling berharga yang ada”- Osho

Setiap manusia diciptakan unik, begitu pula kamu. Dirimu berhak untuk dicintai oleh kamu. Kenali dirimu beserta semua kelebihan dan kekurangan kamu. 

Tak perlu bersedih apalagi sampai meratapi kekurangan yang kamu punya. Justru ketika kamu mampu mengenal dan mencintai dirimu sendiri, kamu bisa mengusahakan sesuatu untuk menjadi versi terbaik dirimu sendiri.

Self love (Gambar oleh Hipwee.com)
Self love (Gambar oleh Hipwee.com)
Menjalani proses aktualisasi diri dengan mengenali, menerima, dan mencintai apapun yang ada dalam diri, akan menjadikan proses aktualisasi dirimu berjalan tenang tanpa menuntut kesempurnaan. Karena, sejatinya, tercapainya aktualisasi diri bukanlah menjadi seseorang yang sempurna, tapi menjadi orang yang selalu berusaha lebih baik.

Kedua, Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain

Ada sebuah kata-kata mutiara, “Hidupmu bukan benar-benar milikmu jika kamu terus membandingkan dirimu dengan orang lain.”

Social comparison atau pembandingan sosial dapat menyebabkan hidup tidak tenang dan tidak bahagia. Kamu pasti sangat tidak senang jika dirimu dibandingkan oleh orang lain. 

Nah, jika memang tidak senang dibanding-bandingkan, maka cobalah untuk tidak membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain, baik itu dari segi fisik atau sebuah pencapaian hidup.

Proses aktualisasi diri tidak akan berjalan baik jika dirimu terus membandingkan pencapaianmu dengan orang lain. Setiap orang memiliki prosesnya masing-masing. 

Proses dalam diri setiap individu memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Jadi, nikmatilah segala proses aktualisasi dirimu dengan bahagia tanpa membanding-bandingkan.

Ketiga, Milikilah pola pikir untuk selalu maju dan lebih baik

“Pola pikirmu menentukan kebahagiaan dan kualitas hidupmu”

Hidup ini terus berjalan. Mau tidak mau, kita yang hidup berada di dalamnya dan akan selalu mengikutinya. Jika kita masih saja stagnan, maka kita tidak akan berkembang.

Pola pikir untuk maju dan memandang hidup adalah proses menjadi lebih baik serta fokus pada solusi-solusi dengan tidak mengutuki masalah yang hadir, menjadikan proses aktualisasi dirimu lebih menenangkan.

Nah, sekarang tinggal bagaimana dirimu, akan memilih memenangkan aktualisasi diri atau terus menenggak racun perasaan insecure?

Jadilah pemenang yang sesungguhnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun