Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Duhai Guru, Sudahkah Membangun Kedekatan dengan Siswa?

20 Januari 2021   03:41 Diperbarui: 29 Januari 2021   07:02 1761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang pengajar atau guru bukan berarti harus menjaga jarak yang jauh terhadap siswanya. Terkadang, kita menjumpai beberapa guru hanya ingin diperlakukan hormat oleh siswanya tanpa memberikan pendekatan yang baik dan layak. 

Padahal, ketika sang guru mampu mengambil hati para siswanya, maka siswa tidak akan segan-segan bahkan dengan senang hati menghormati dan patuh terhadap apa yang diperintakan oleh guru.

Siswa akan senang ketika proses belajarnya berlangsung menyenangkan tanpa adanya ketegangan dan keterpaksaan dalam mengerjakan tugas-tugas. 

Guru yang baik mampu menghilangkan ketegangan dan rasa keterpaksaan belajar siswa dengan melakukan pendekatan-pendekatan sederhana yang mampu mencairkan proses belajar. 

Tanpa menghilangkan esensi dari sebuah pembelajaran, guru mampu menghadirkan suasana belajar yang mengasyikkan sekaligus bermakna dalam diri siswa.

Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan untuk mengambil hati para siswa perlu dilakukan oleh guru. Ketika siswa berada dalam suasana belajar yang menyenangkan, maka siswa akan dapat menikmati proses belajar dan membangun ilmu pengetahuan pada dirinya.

Nah, dalam hal ini seorang guru perlu menurunkan ego dalam diri. Menjadi guru bersahaja tidak dilakukan dengan membentangkan jurang yang luas antara guru dan siswa, akan tetapi mampu mendekati siswa dengan menjadi teman belajarnya tanpa mengilangkan adab sopan santun selayaknya siswa pada guru.

Berikut beberapa kiat yang dapat guru lakukan agar terbangun kedekatan antara guru dan siswa:

Pertama, Menjadi Guru Jangan Galak-Galak

ilustrasi dari purisdiki.or.id
ilustrasi dari purisdiki.or.id

Memang benar, guru yang galak menjadikan siswa takut bertingkah. Namun, yakinkah dengan kegalakan maka siswa akan menjadi hormat? Mungkin kelihatannya saja dihormati, padahal kenyataannya sang siswa malah menggerutu di belakang, bahkan ada yang sampai memaki-maki.

Biasanya, guru yang galak, siswa akan takut yang kemudian berdampak pada proses belajarnya yang tidak bahagia dan terkesan menegangkan. Bahkan, hal tersebut menjadikan siswa takut untuk bertanya apa yang belum diketahuinya karena takut dengan bayang-bayang akan dimarahi. 

"Menjadi guru selayaknya tidak menuntut, tapi mampu menuntun."

Kedua, Budayakan Senyum dan Sapa pada Siswa

Ekspresi wajah dan sapaan seorang guru itu sangat berarti bagi siswa. Masuk kelas dan memberikan salam dengan senyum yang merekah, kemudian menyapa nama siswa satu persatu dan menanyakan kabar adalah satu hal sederhana namun memberikan dampak yang sangat positif pada proses belajar yang akan berlangsung. 

Usahakan guru hafal nama setiap siswa, karena siswa akan sangat senang ketika namanya diingat oleh guru. 

Sapaan tak hanya dilakukan saat bertemu siswa di kelas, guru perlu juga mengakrabkan diri dengan siswa ketika di luar kelas, misal dengan menyapa siswa ketika bertemu di jalan, berbincang-bincang, hingga mengadakan makan bersama.

Ketiga, Sesekali Buatlah Forum Bercerita di Dalam atau di Luar Kelas

Tak hanya melulu membahas materi belajar, guru perlu juga membuka forum bercerita bersama para siswanya di kelas. Pada saat seperti ini, guru dapat menghadirkan cerita-cerita menarik seperti pengalamannya pada saat sekolah dulu. 

Guru dapat juga mempersilakan siswanya untuk turut bercerita, mengizinkan siswa untuk berbicara mengenai keluhan-keluhan belajarnya, pengalamannya, dan dapat pula saling mencurahkan isi hati. 

Dengan melakukan hal seperti ini, maka siswa merasa bahwa gurunya dapat merangkul dan menghadirkan kehangatan, sehingga siswa menjadi tidak takut berhadapan dengan sang guru.

Keempat, Hadirkan Motivasi-Motivasi di Sela-Sela Pembelajaran

Belajar itu perlu motivasi, pasti. Motivasi datangnya bisa dari dalam diri siswa (intrinsik) ataupun dari luar diri siswa atau lingkungan (ekstrinsik). Pada saat proses belajar berlangsung, guru memberikan motivasi-motivasi yang dapat menambah semangat siswa dalam belajar. 

Guru dapat juga menghadirkan video-video motivasi sebagai ice breaking agar siswa tidak merasa jenuh di tengah proses belajarnya. Setelah itu, guru dapat meyuruh siswa bergantian untuk  memberikan kesan apa yang diperoleh setelah menonton video tersebut.

Kelima, Sesekali Keluarkan Candaan

Bercanda itu perlu, loh. Bahkan apabila dalam satu kelas ada salah satu teman yang suka bercanda itu mampu menjadi bumbu yang renyah dalam proses pembelajaran. Apalagi jika gurunya suka bercanda, wah akan semakin mengasyikkan. Siswa akan menikmati proses belajarnya tanpa rasa takut. 

Tentu saja, bercanda yang dimaksud di sini adalah bercanda yang masih berada dalam batas wajar. Dalam artian, bercanda yang mampu mencairkan proses belajar tanpa melenceng jauh dari tujuan pembelajaran.

---

Nah, bagaimana, sudah siap menjadi guru yang mampu menciptakan kedekatan dengan siswa? Asik, loh. 

Guru idaman adalah guru yang mampu menjadi teman dekat bagi siswanya.

Selamat mengajar dan selamat mengabdi. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun