In Gyoo sudah berumur sekitar seperempat abad, tetapi hidupnya hanya tidur, makan, menonton TV, bermain, dan menemani sang ibu berjualan di toko kecil miliknya.
Suatu waktu, karena divonis hanya memiliki sisa hidup selama 6 bulan, sang ibu dengan penyakit kanker otak stadium tiga tersebut bingung dan takut akan bagaimana keadaan anaknya nanti setelah kepergiannya. Maka sang ibu pun melakukan berbagai cara hingga akhirnya sang anak mampu melakukan aktivitas secara mandiri sampai ditinggal oleh sang ibu.
Bagaimana film ini mampu memberikan edukasi untuk kita semua dalam mempersiapkan kemandirian anak dengan Retardasi Mental untuk menghadapi kehidupannya?
1. Sesuaikan program latihan dengan kemampuan penyandang disabililatas.
Anak dengan retardasi mental perlu disekolahkan ke sekolah khusus yang memberikan pelajaran dan keterampilan untuk anak penyandang disabilitas. Orang tua yang baik ia akan berusaha memahami kondisi anaknya dan memenuhi pendidikannya.
Alih-alih beranggapan bahwa sang anak tidak akan mengalami perubahan atau akan seterusnya seperti itu, usaha maksimal orangtua dalam memberikan didikan terbaik tak bisa disamakan dengan anak dengan kondisi normal. Maka dari itu, menyesuaikan program latihan dengan kamampuan penyandang retardasi mental sangat perlu difahami dan dilaksanakan.
Dalam film tersebut, In Gyoo akhirnya oleh sang ibu diikutkan program latihan keterampilan membuat dan menjual roti di perusahaan pemberdayaan disabilitas.
2. Biarkan penyandang disabilitas melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
In Gyoo pada saat dahulu masih sekolah, ia sangat suka membuat roti tetapi untuknya dirinya sendiri. Ini adalah salah satu bekal untuk mengembangkan minat dan bakat seorang penyandang retardasi mental sepertinya.
Sang ibu pada akhirnya membawa ia ke perusahaan roti untuk pemberdayaan disabilitas. Perlahan akhirnya In Gyoo pun mampu melakukannya hingga akhirnya dia mampu membuat roti sendiri dan kemudian memberikan hadiah roti di ulang tahun ibunya.
Mengajarkan hal-hal kecil seperti membersihkan dan merawat diri, memasak, merapikan pakaian dan tempat tidurnya, menyapa orang lain sangat perlu untuk diajarkan agar menjadi kebiasaan baik dan menciptakan kemandirian bagi penyandang retardasi mental.