Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah 3 Alasan Mengapa Jatuh Cinta Tak Perlu Berlebihan

30 Desember 2020   15:35 Diperbarui: 27 April 2021   07:53 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh jateng.tribunnews.com

Alasan Ketiga, Jatuh cinta tak selalu berujung bangun cinta

Berbica tentang jatuh cinta memang tak ada habisnya, pun juga berbicara tentang patah hati. Nyatanya, jatuh cinta memang tak selalu berujung pada bangun cinta alias membangun ikatan janji suci pernikahan.

Mungkin kamu berharap agar jatuh cintamu kali ini adalah jatuh cinta yang terakhir. Kamu merasa dia adalah orang terbaik dan tercocok untukmu. Padahal, kamu lupa bahwa apa yang menurutmu baik, belum tentu baik menurut Tuhanmu.

Kalau jatuh cintamu padanya ternyata tak berujung pada pernikahan, maka artinya dia bukan jodoh kamu. Dia memang baik, tapi bukan yang terbaik untuk kamu.

Baca Juga: Ketika Jatuh Cinta Mengalahkan Kriteria

Maka, jatuh cintalah sewajarnya saja sebelum kamu menyesal karena ternyata dia malah membangun cinta dengan orang lain. Kisah cinta tak hanya bercerita tentang kamu dan dia, banyak sekali manusia di dunia ini yang rahasia cintanya sudah diatur oleh Tuhan, termasuk dirimu.

Oh, iya. Sebagai penutup, aku ada kata-kata yang maknyus banget, nih. Kata-kata ini bisa membuatmu lebih raealistis perihal jatuh cinta. Kata-kata yang luar biasa ini diucapkan oleh ayah Fidya dalam film "Ajari Aku Islam" dengan pemeran utama Roger Danuarta dan Cut Meyriska.

"Kau itu punya iman, sesuatu yang lebih tinggi dari hati. Kau pakai iman kau untuk mengontrol hati kau"

Salam sayang penuh cinta :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun