Mohon tunggu...
Firda Fatimah
Firda Fatimah Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

IG : @fatim_firda

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bersikap "Bodo Amat", Sebuah Seni Menjalani Hidup Lebih Baik

7 November 2020   15:23 Diperbarui: 7 November 2020   18:29 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, semasa saya masih sekolah pada tingkat menengah atas, melihat teman saya yang memiliki sikap cuek sekali membuat sampai terheran-heran. Saya berpikir, "Nih anak kok bisa yaa cuek banget, gak peduli sama omongan orang atau pandangan orang tentang dirinya". 

Berbeda dengan saya saat itu. Saya melihat diri saya masih saja selalu memperhatikan omongan orang, bertindak dengan terlalu banyak mikir karena takut teman tidak suka, jadi bahan pembicaraan, atau bahkan karena alasan-alasan lainnya yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan.  

Semakin kesini, semakin saya memahami bahwa sebenarnya sikap cuek atau masa bodoh atau bahasa kesehariannya "bodo amat" itu memiliki energi positif dalam keberlangsungan hidup kita. Kita, manusia yang dilahirkan dengan rasa kepedulian sebagai makhluk sosial memang menjadi hal  yang wajar jika kita selalu memperhatikan sesuatu. Jika ada hal yang menarik di lingkungan sekitar kita atau ketika muncul penilaian orang lain pada diri kita, hal tersebut seolah langsung mencuri perhatian kita tanpa kita saring terlebih dahulu.

Mark Manson dalam bukunya "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" menuliskan bahwa "sisi biologis kita selalu peduli akan sesuatu, dan karena itu kita akan selalu memedulikan sesuatu." Fakta kehidupan memang mengatakan begitu. Selebihnya ada pada diri kita, bagaimana kita menaruh kepedulian pada hal-hal yang tepat dan memang layak untuk mendapat perhatian kita.

Kita ambil saja contoh sederhana. Seorang ibu rutin mengantarkan anaknya ke sekolah menggunakan motor keluaran lama atau motor manual yang di zaman kiwari ini motor matic sudah menjadi primadona di masyarakat kita, khususnya di Indonesia. Lalu tiba-tiba ada salah seorang teman ibu tersebut nyeletuk, "kapan mau ganti motor bu? Kasian itu rok anaknya nanti masuk rantai" sembari tersenyum.

Memanglah mungkin niat teman ibu tersebut hanya bercanda, namun  jika sang ibu yang mengantarkan anaknya ke sekolah tersebut tidak memiliki sikap bodo amat, habislah nanti suaminya di rumah tiba-tiba diminta belikan motor matic secara dadakan. Mungkin aman saja ketika kondisi finansial keluarga sedang berlebih, namun jika keuangan sedang menipis bisa jadi malah menimbulkan masalah lainnya yang justru akan merusak  kebahagian hidup keluarga hanya karena tidak bisa bersikap bodo amat atas omongan orang lain.

ilustrasi
ilustrasi "bodo amat". oleh www.audiobuku.com

Peduli akan sesuatu hal yang jauh lebih penting itu yang sekarang menjadi hal yang semestinya perlu kita biasakan dalam menjalani hidup kita agar lebih baik. 

Lagi-lagi, Mark Manson mengatakan bahwa "Kedewasaan muncul ketika seseorang belajar untuk peduli pada sesuatu yang sangat berharga."

Semakin kita dewasa, semakin kita perlu menyadari bahwa tidak selalu hal-hal yang mencuri perhatian kita itu membawa dampak besar dalam hidup kita. Lebih-lebih lagi bahwa ternyata tidak banyak hal positif yang kita dapat dengan terlalu memperhatikan komentar atau penilaian orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun