Abi,
Maafkan aku, aku yang terkadang membuatmu kesal dengan kata-kata kasarku yang tak sengaja terlontar. Mungkin saat itu aku sedang kesal saja. Tak pernah sedikitpun dalam hatiku terbesit niat untuk menyakiti hatimu.
Abi,
Terima kasih untuk semua cinta yang telah Engkau berikan padaku, cinta lelaki pertama yang sampai kapanpun tak akan terganti. Terima kasih selalu mengajarkanku untuk berbagi pada orang lain walaupun hanya hal-hal kecil.
Abi,
Saat ini anak gadismu sudah beranjak dewasa. Kisah-kisah asmara mungkin saja pernah menghiasi dan juga memberi banyak pelajaran akan hati yang seharusnya lebih dulu dan selalu terpaut denganNya..
Aku ingat bahwa Engkau pesankan padaku untuk tidak terlalu dekat dengan seorang lelaki. Aku tau, bahwa Engkau tak akan mau kalau-kalau anak gadismu ini akan tersakiti oleh lelaki yang bahkan sama sekali belum mendapat restu darimu.
Abi, maafkan aku jika anak gadismu ini mulai jatuh hati pada seorang seorang lelaki. Namun percayalah, dia orang yang sholih, sosok yang baik dan mengagumkan. Aku yakin Abi pasti akan menyukainya. Semoga kelak ia menjadi lelaki pilihan Allah yang bisa memberikan cinta seperti cintamu yang tak pernah terkubur oleh waktu.
Abi,
Anak gadismu ini bukanlah siapa-siapa. Maaf jika tak bisa selalu melukiskan senyum di wajah sejukmu yang mulai nampak menua.
Aku mohon doa restu Abi, doakan kelak bisa memberimu mahkota istimewa di istana surga.