Apa kata A.S Laksana dalam hal ini?
"Jika Anda ingin menulis karena mencintai dunia penciptaan, menulislah dalam suasana hati apa pun: ketika sedang jatuh cinta, ketika sedang patah hati, ketika sedang puyeng, ketika sedang bahagia, ketika sedang gelisah, atau bahkan ketika sedang tidak punya ide."
Cuplikan kata-kata tersebut saya ambil dari tulisan Kompasianer Bapak I Ketut Suweca dalam artikel inspiratif beliau yang berjudul "Ingin Tahu Rahasia Kreativitas? Dekatkanlah Tangan Anda ke Otak" yang didalamnya mengulas resensi buku Creative Writing karya A.S. Laksana.Â
Senang sekali bisa menemukan dan membaca artikel tersebut. Sebelumnya saya ucapkan salam santun dan terima kasih banyak kepada Bapak Ketut, semoga sehat selalu dan terus menginspirasi dalam hal tulis-menulis.
Setelah membaca tulisan tersebut saya merasa sedikit banyak tertampar. Secara, saya memang belum bisa  menjadikan menulis menjadi hobi buat saya. Dengan dalih belum menemukan ide, akhirnya saya tidak selalu menargetkan harus menulis untuk setiap hari atau setiap minggunya.Â
Alih-alih saya menjadi sering membaca buku atau sibuk mencari ide, justru saya hanya santai menunggu ide itu datang. Mungkin saja saya termasuk orang yang suka ongkang-ongkang kaki di teras rumah menunggu ide datang bertamu, bukannya ide itu datang, yang ada malah ketiduran. Hehe...
Mengapa Menulis Masih Menjadi Hal Sulit Buat Saya?
Ada beberapa hal yang sebenarnya sangat saya sadari mengapa menulis masih menjadi beban buat saya. Beban menulis itu yang membuat saya belum bisa konsisten untuk selalu menulis, padahal sudah seyogyanya saya harus mulai menyingkirkan satu persatu alasan-alasan itu. sebenarnya apa saja sih yang dijadikan alasan untuk sulit menulis itu?
1. Terlalu Banyak Mikir
Saya termasuk orang yang pemikir. Mau mengerjakan apapun selalu dipikir terlebih dahulu. Pemikir memang bagus, namun kalau terlalu lama mikir juga tidak baik. Saya sadar sekali itu. Sudah menemukan ide, namun tiba-tiba tak berlanjut hanya karena terlalu banyak mikir tentang nanti bagaimana yaa tulisannya. Lagi-lagi, saya setuju dengan kata-kata A.S Laksana, "Saya pikir, lebih baik menghasilkan draf tulisan yang buruk ketimbang hanya merenungi kertas kosong selama-berjam-jam".
2. Kurang Banyak Membaca
Orang bisa menulis dan menghasilkan tulisan yang bagus dan layak dinikmati pasti berawal dari sering membaca. Karena dengan membaca, wawasan akan lebih luas dan menemukan banyak inspirasi. Sayang sekali, banyak membaca buku masih sangat minim pada diri saya. Itulah kiranya yang menyebabkan saya masih sulit untuk menulis.
3. Merasa Tidak Percaya Diri dengan Tulisan Sendiri
Saya senang sekali membaca tulisan-tulisan para Kompasianer. Tulisan-tulisan yang dimuat selalu bagus dan inspiratif. Ketika membaca tulisan-tulisan mereka saya sangat termotivasi namun tak jarang pula saya jadi merasa minder, hehe. Saya merasa tulisan saya masih abal-abal dan jauh dari berkualitas dan berbobot. Sepertinya saya harus menghilangkan perasaan ini ya, hehe.
4. Menuntut Datangnya Ide
Seperti yang sebelumnya sudah saya singgung di awal tulisan ini, saya lebih sering menunggu ide datang daripada mencari ide. Itulah yang membuat saya sulit menemukan ide untuk menulis. Memang benar ide itu harus dicari, dalam suasana hati apapun sebenarnya seseorang bisa menghasilkan tulisan bahkan ketika tidak mempunyai ide, begitu kata A.S Laksana ya. Mungkin seperti tulisan saya ini, berawal dari tidak punya ide, hehe.
5. Males atau Kurang Ada Kemauan Kuat
Sebenarnya dari beberapa alasan yang sudah ditulis sebelumnya, kiranya alasan yang paling logis adalah alasan yang terakhir ini. Jika seseorang males dan tidak ada kemauan kuat, maka apapun akan dijadikan alasan, begitu juga sebaliknya, jika ada kemauan maka disitu ada jalan, bukan begitu? Hehe saya sadar betul.Â
Sebenarnya ketika saya mau menentukan target menulis saya, saya akan bisa melaksanakannya. Sayangnya target menulis tak kunjung saya buat. Semoga alasan terakhir ini tak berlama-lama bersemayam ya...
Nah itu tadi beberapa alasan yang membuat saya masih sulit untuk menulis. Mungkin ada beberapa teman-teman yang juga merasakan seperti saya. Semoga dengan adanya tulisan yang muncul karena kekurangan ide ini bisa sedikit menginspirasi. Dan semoga saya bisa terus konsisten menulis di platform Kompasiana kesayangan ini. Tetap semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H