Siapa saat ini yang tidak mengenal corona? Saya rasa seluruh dunia sudah hampir bosan setiap hari mendengar isu-isu terkait corona ini. Â Bagaimana tidak, setiap hari nafas yang berhembus seolah berita corona selalu berhasil terhirup. Yaa seluruh dunia sudah mulai memaklumi apa yang sedang terjadi pada dunia kita ini.
Banyak sekali cerita-cerita pilu yang kita lihat, yang kita saksikan dan bahkan kita alami di zaman corona ini. Sebagai contoh di dunia pendidikan yang juga mengalami dampaknya, yakni seluruh pelajar dan mahasiswa harus melaksanakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau yang sering kita sebut pembelajaran online. Sebagai upaya mensukseskan program #dirumahaja, maka sistem pembelajaran mau tidak mau harus berubah secara mendadak.
Saya sebagai mahasiswa pendidikan tentu saja sangat merasakan dampak dari pembelajaran daring ini. Terlebih lagi saya bukan hanya mahasiswa pendidikan namun mahasiswa pendidikan semester akhir, yang artinya proses pengerjaan skripsi dan juga Praktek Kerja Lapangan (PKL) ada di semester ini.
Saya dan juga teman-teman sesama fakultas pendidikan tentu saja dibuat galau dengan keadaan tergantung seperti ini. Bagaimanapun PKL dan skripsi harus tetap bisa terpenuhi walaupun teknis sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Â
Semua orang tau bahwa hampir seluruh sekolah di Indonesia melaksanakan pembelajarannya melalui daring yang mana sistemnya belum bisa sekondusif pembelajaran tatap muka. Kami mahasiswa yang diharuskan untuk tetap bisa melakukan PKL seperti terombang-ambing keadaan. Pikiran-pikiran tak pasti muncul di benak kami. Apakah sekolah mau menerima kami? Bagaimana nanti kami mengajar daring dengan murid-murid yang bahkan belum kami temui? Bagaimana cara mengajar mereka dengan sistem yang masih belum pasti? Sampai kapan sekolah akan melaksanakan daring ini? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang masih berputar dan belum menemukan jawaban.
Selain dibuat pusing dengan PKL, kami mahasiswa pendidikan semester akhir juga dibingungkan dengan proses pengajuan judul skripsi dan juga pengerjaannya. Mahasiswa pendidikan biasanya membuat judul skripsi dengan tema implementasi metode pembelajaran di kelas, efektifitas penggunaan media di dalam kelas, pengembangan bahan ajar, dll yang tentu saja kami butuh tatap muka di sekolah langsung untuk bisa menyelesaikan pengerjaan skripsi tersebut.
Namun dalam keadaan corona seperti ini pengerjaan skripsi dengan judul-judul tersebut sudah pasti terhambat. Beberapa dosen pembimbing meminta kami mempertimbangkan judul-judul tersebut namun ada juga yang tetap mempertahankan judul seperti diatas dengan harapan corona ini segera selesai dan kembali bisa langsung terjun ke sekolah.
Yaa kami mahasiswa Pendidikan semester akhir hanya bisa menerima keadaan dengan mengusahakan hal-hal yang kami mampu untuk menjalani masa-masa akhir semester kami. Cobaan adanya corona ini semoga bisa membuat kami para mahasiswa pendidikan bisa lebih menginovasikan pembelajaran-pembelajaran yang unik dan menarik dalam keadaan apapun.
Semangat untuk teman-teman fakultas pendidikan seperjuanganku! Kita hebat! Kita adalah mahasiswa-mahasiswa terpilih!