Perkembangan zaman, telah memaksa masyarakat untuk beradaptasi terhadap semua perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan bisa mengarah ke arah positif maupun negatif.
Namun, globalisasi lebih banyak memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan masyarakat saat ini, terlebih masyarakat Indonesia yang notabene merupakan bangsa yang berbudaya timur.
Arus globalisasi kini telah menyebabkan masyarakat Indonesia berperilaku konsumtif. Bahkan saking konsumtifnya masyarakat Indonesia banyak negara yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama menjual produknya.
Masyarakat Indonesia suka memakai produk luar negeri dan jarang bahkan menganggap remeh produk buatan Indonesia sendiri. Mereka menilai produk buatan Indonesia itu kurang bagus.
Perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu tindakan memakai produk yang tidak tuntas artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lainnya atau dapat disebutkan, membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli suatu produk karena banyak orang memakai barang tersebut. Perilaku konsumtif telah menjadi gaya hidup yang cenderung boros dan susah dikontrol.
Gaya hidup adalah suatu pola hidup yang menyangkut bagaimana orang menggunakan waktu dan uangnya. Gaya hidup juga dapat didefinisikan sebagai suatu frame of reference atau kerangka acuan yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku, dimana individu tersebut berusaha membuat seluruh aspek kehidupannya berhubungan dalam suatu pola tertentu, dan mengatur strategi begaimana ia ingin dipersepsikan oleh orang lain.
Gaya hidup terdiri dari kegiatan, minat, dan opini. Kegiatan adalah tindakan nyata seperti menonton suatu media, berbelanja di toko, atau menceritakan kepada orang lain mengenai hal baru (perilaku konsumtif).
Minat akan semacam objek, peristiwa, atau topik adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya. Opini adalah "jawaban" lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus dimana semacam pertanyaan diajukan.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi perilaku konsumtif dari diri kita sendiri antara lain sebagai berikut:
1. Belajar hidup hemat
Mulai dari diri kita sendiri jika ingin merubah perilaku konsumtif. Mulai dengan membuat prioritas kebutuhan yang ingin kita beli. Dahulukan membeli barang kebutuhan berdasarkan prioritas yang terpenting, bukan untuk memenuhi keinginan semata.
2. Mulai menabung
Jika kita punya kelebihan uang sebaiknya ditabung, bukan untuk kita hambur-hamburkan. Menabung selain merupakan bagian dari hidup hemat, juga kita bisa gunakan uang hasil tabungan kita untuk membeli barang yang akan kita butuhkan di masa yang akan datang atau jika ada kebutuhan yang tak terduga.
3. Berinvestasi
Selain dengan menabung kita juga bisa menggunakan uang kita untuk berinvestasi baik itu mendirikan usaha, investasi dengan barang tertentu, atau bisa juga investasi di pasar modal atau bursa efek atau semacamnya.
4. Menggunakan kelebihan uang untuk beribadah, beramal, bersedekah, membayar zakat, berqurban, dll
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pesatnya arus informasi, pengaruh mode dan budaya populer, atau kontak budaya dengan bangsa lain adalah beberapa perubahan di era globalisasi yang menjadi penyebab munculnya perilaku konsumtif di masyarakat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumya, perubahan-perubahan tersebut harus kita sikapi dengan bijak agar tercipta keselarasan hidup di masyarakat. Kita sebagai bagian dari generasi penerus sudah sepatutnya menyikapi fenomena ini dengan baik. Menyikapi budaya konsumtif bisa dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi berkunjung ke pusat perbelanjaan serta menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H