Mohon tunggu...
Fatimah Dasrum
Fatimah Dasrum Mohon Tunggu... Guru - PNS

Kata Sayidina Ali, kekasih Fatimah, Kesabaran itu ada dua, sabar atas sesuatu yang kauingin dan sabar atas sesuatu yang tidak kauingikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melamarmu

26 Juli 2020   15:00 Diperbarui: 26 Juli 2020   15:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi
Berapa kali aku melamarmu
Hingga tiba di pematang kata

Sayang kamu taktahu untuk apa aku datang. Meski aku sudah kuliti itu menu Kerawang Bekasi, 

juga tak perlu sedu sedan itu.

Puisi, aku memang bukan pahlawan tak dikenal yang dengan peluru bundar di dadanya.

Tapi puisi, aku juga tahu senyum bekumu mau berkata, " Kita sedang perang"

Puisi, kita memang sedang perang bukan?

Perangi virus-virus yang nyata atau ambigu

Perangi pejabat-pejabat  yang bisa tidur mendengkur meski rakyat sama tersungkur

Perangi para pedagang yang dengan semaunya dia curangi timbangan, dia oplos yang asli dengan yang palsu, Dia paksa buah-buah yang belum waktunya dengan cairan mematikan.

Puisi, kita sedang perang bukan?

Perangi kebodohan demi kebodohan di rimba waktu. Yang anak sekolah pun takpaham untuk apa dia sekolah.

Perangi keteledoran para hamba yang mulai lupa untuk apa di dunia.

Perangi para pendidik yang taktahu apa arti mendidik

Puisi, tolong beri tahu, bahwa mereka adalah penerus para nabi yang tidak mungkin hanya menumpuk lembaran-lembaran  foto kopi. Apalagi telanjangi kantong-kantong jajan para siswa. Puisi, beri tahu kalau siswa-siswa memendam bencinya di antara tumpukan jerami , kayu-kayu kopi dan jati.

Duh, Puisi betapa ngeri pikirkan ini

Ah, puisi
Sejak aku cinta, kau takjua merinduku

Sejak aku rindu, kau takjua mencintaku


#fd-saja2607220

Batu,(14.14)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun