Mohon tunggu...
Fatimah azzahroh
Fatimah azzahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

lakukan apa yang bisa kamu lakukan hari ini, kasih yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Yuk Cari Tahu! Gangguan Bahasa Verbal yang Biasa Terjadi pada Anak

5 April 2022   22:40 Diperbarui: 5 April 2022   22:54 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Pada anak tentunya kemampuan bahasa ini harus terus menerus berkembang. Tapi yang perlu kita ingat adalah kemampuan bahasa yang dimiliki setiap anak bahkan setiap orang itu berbeda-beda. Ada kalanya seseorang yang tumbuh dengan keterbatasan bahasanya. Ada juga anak yang lebih dulu tumbuh adalah motoriknya dibanding kemampuan bahasanya seperti pada anak laki-laki. Keterbatasan bahasa yang diderita bukan semata-mata karena faktor kelemahan otak, bisa juga karena genetik atau bahkan  nutrisi yang dia terima.

Apasih gangguan bahasa itu?

Gangguan bahasa adalah gangguan dimana penderita mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri dan kesulitan mencerna serta memahami apa yang dikatakan orang lain baik itu lisan maupun tulisan. Gangguan bahasa ini lebih mudah kita jumpai pada masa anak-anak awal. Karena pada masa itu anak hanya bisa menanggapi dengan kata "um" atau "uh" karena sulitnya anak mengingat dan menentukan kata yang tepat untuk diucapkan. Seperti pada artikel-artikel sebelumnya yang membahas tentang perkembangan bahasa reseptif dan ekspresif.

Sesuai judul diatas, kali ini kita akan membahas tentag gangguan bahasa verbal yang biasa terjadi pada anak. Bahasa verbal adalah adalah sebuah bahasa yang digambarkan melalui tulisan dan ungkapan (ucapan). Lebih jelasnya, bahasa verbal ini adalah bahasa dimana pemakainya menggunakan aspek linguistik seperti, bunyi, kata, kalimat, dan makna. Bedanya apasih bahasa verbal dan nonverbal? Jika bahasa verbal menggunakan aspek linguistik maka bahasa nonverbal adalah bahasa yang nonlinguistik. Dari sejak pertama kali dilahirkan manusia itu sejatinya sudah menggunakan bahasa. Bahasa yang kita gunakan dari masa-masa bayi adalah bahasa nonverbal seperti simbol-simbol yang didalamnya terdapat pesan. Pada saat bayi, kita mengungkapkan pesan menggunakan kontak mata, gelengan kepala, raut wajah, gerakan tangan dan sebagainya. Sampai kita semua tumbuh dewasa barulah mempelajari bahasa verbal.

Bagaimana cara agar kita mengetahui anak-anak yang mempunyai gangguan bahasa?

Anak-anak yang mempunyai perkembangan bahasa yang normal pastinya mempunyai kemampuan yang baik untuk melihat, mendengar, memahami, dan menyimpan informasi. Keterlambatan anak dalam bahasa verbalnya mungkin terkait oleh beberapa hal seperti masalah pendengaran, kerusakan otak, atau adanya kerusakan pada sistem saraf pusat (SSP). Terkadang keterlambatan bahasa yang terjadi pada anak akan menyinggung atau melibatkan masalah lainnya seperti gangguan pendengaran, autisme, dan juga ketikmampuan belajar. Sebenarnya keterlambatan bahasa atau gangguan bahasa tidak ada kaitannya dengan kurangnya kecerdasan.

Anak-anak yang tertunda dalam proses ini tentunya harus mengejar ketertinggalan itu. Anak yang mempunyai gangguan bahasa verbal pastinya mempunyai masalah dalam mengekspresikan diri. Ada beberapa gejala lain yang dapat membuat kita mudah menandai anak yang mempunyai masalah dalam berbahasa:

  • Kosakata yang sebelumnya dimiliki semakin berkurang dengan kemampuan data ingat yang rendah, dibandingkan dengan anak-anak lain pada usianya.
  • Kemampuan yang sangat terbatas untuk membentuk kata menjadi kalimat.
  • Mempunyai gangguan kelemahan dalam penggunaan kata-kata sehingga sulit dalam menggabungkan kalimat untuk menggambarkan sesuatu.
  • Berkurangnya kemampuan untuk melakukan percakapan
  • Meninggalkan kata-kata
  • Mengucapkan kata-kata dengan urutan yang salah
  • Mengulang pertanyaan sambil memikirkan jawaban.
  • Tanses yang membingungkan misalnya seperti, menggunakan past tanse daripada present

Gejala-gejala ini memang awalnya terlihat normal bagi setiap anak tapi, jika ada anak yang mengalami gejala-gejala ini bersifat terus menerus dan menetap itu berarti anak tersebut mengalami gangguan bahasa sungguhan. Anak yang memiliki gangguan bahasa tentunya akan kesulitan memahami perkataan orang lain ketika mereka berbicara bahkan sulit dalam mengikuti sebuah petunjuk baik yang ada di sekolah maupun di rumah.

Beberapa ahli ada yang berpendapat bahwa, mungkin terdapat masalah jika anak usia 18 bulan tapi belum bisa mengikuti petunjuk kecil seperti "ambil mainanmu!" dan tidak menciptakan respon sama sekali, tapi jika sudah sampai 30 bulan namun anak masih belum bisa menanggapi pertanyaan secara verbal atau dengan anggukan dan gelengan kepala, maka mungkin itu merupakan tanda adanya gangguan bahasa.

Seperti yang sudah ada pada penjelasan sebelumnya bahwa anak dalam mempelajari atau mengenal bahasa tentu ada tahapannya. Lalu jika anak dalam perkembangan bahasanya tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya tentu harus diselediki lebih lanjut. Tanda bahaya yang harus segera ditindak lanjuti adalah evaluasi bicara dan bahasa. Berikut ini adalah tanda-tanda anak yang mengalami speech delay atau  keterlambatan bicara:

  • Jika anak sudah berusia 12 bulan namun tidak mengoceh, tidak menunjuk atau menggunakan gerakan tubuh untuk menunjuk arah, dan tidak merespon sesuatu, walau hanya sekedar mengikuti gerak-gerik perawatnya.
  • Tanda lainnya pada anak yang mengalami keterlambatan bicara bisa dilihat saat anak telah memasuki usia 15 bulan namun, tidak dapat melihat 5 dari 10 objek yang disebutkan dan hanya berbicara maksimal 3 kata.
  • Tanda lainnya adalah saat usia anak sudah 18 bulan tapi masih saja belum bisa mengikuti sebuah instruksi bahkan hanya sekedar menyebut papa, dada, mama ia tidak bisa.
  • Ciri-ciri keterlambatan bicara pada anak yang bisa dilihat pada usia 2 tahun adalah saat anak tidak menunjuk gambar atau anggota tumbuh yang disebutkan dan ia tidak bisa menyebutkan kata lebih dari 25 kata.
  • Tanda lainnya bisa dilihat pada anak usia 2,5 tahun, anak tidak dapat merespon sesuatu secara verbal, baik itu dengan anggukan kepala atau gelengan kepala sekedar hanya menjawab pertanyaan serta tidak dapat mengkombinasikan kata walau hanya 2 kata.
  • Ciri-ciri speech delay lainnya bisa dilihat saat anak sudah berumur 3 tahun namun dia belum bisa memahami dan mengikuti sebuah perintah. Tidak bisa mengucapkan kata lebih dari 200 kata. Dia belum bisa mengungkapkan dan menyebutkan sesuatu hal kecil, seperti keinginannya dan dia mengulang kalimat sebagai respon dari pertanyaan.

Apa saja sih faktor yang mempengaruhi keterlambatan dan gangguan pada bahasa verbal ini?

Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya yang pertama ada faktor Intelegensi. Jika intelegensi pada anak normal sebagaimana biasanya maka perkembangan bahasa akan semakin mudah. Yang kedua ada faktor jenis kelamin. Ada penelitian yang mengatakan bahwa perkembangan anak laki-laki lebih lambat dari anak perempuan. Anak laki-laki pertama tumbuh adalah kemampuan motoriknya berbeda dengan anak perempuan yang antara perkembangan motorik dan bahasanya tumbuh beriringan. Yang ketiga ada kesehatan. Tentunya kesehatan ini menjadi salah satu faktor pada keterlambatan bahasa anak. Bukan hanya dalam perkembangan bahasa, bahkan perkembangan apapun akan menjadi sulit bila diiringi dengan keadaan tubuh yang tidak sehat. Yang ke-empat ada hubungan keluarga. Dimanapun anak tumbuh itu tergantung oleh keluarga atau lingkungan keluarganya. Hubungan anak dan keluarga harus tetap terjaga apalagi dari segi komunikasinya. Hal ini penting bagi pengetahuan kosa kata anak dan bagaimana cara anak merespon sesuatu juga melihat dari lingkungan keluarganya.

Cara mengatasi gejala

Ada beberapa cara mengatasi gejala pada anak dalam keterlambatan bahasa verbal. Biasanya gangguan ini sering diobati oleh guru, orang tua, ahli patologi wicara-bahasa bahkan psikolog. Biasanya tindakan yang diambil pertama kali adalah pemeriksaan medis. Sebagai orang terdekat anak kita harus membawanya ke dokter untuk memeriksa keseluruhan fisik anak. Hal ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit lain seperti masalah pada pendengaran maupun masalah sensoriknya.

Ada juga beberapa terapi yang biasa digunakan. Yang pertama ada terapi bahasa, pada terapi ini anak akan diagnosis dan dirawat sesuai dengan kekurangannya. Perawatan yang ada tentunya tergantung oleh usia masing-masing anak. Yang kedua ada terapi psikologis, pastinya kesulitan mencerana dan berkomunikasi dengan orang lain dapat membuat anak frustasi dan mengganggu psikisnya karena itu diperlukan juga terapi psikologis. Terapi ini seperti berkonsultasi tentang bagaimana cara meredakan emosi anak atau yang biasanya diekspresikan lewat perilaku.

Pada sisi ini orang tua lah yang paling berperan. Entah bagaimanapun kondisi anak tetaplah orang tua dan lingkungan anak yang menjadi faktor utamanya. Mencegah gangguan bahasa memang terbilang sulit, apalagi dengan faktor-faktor dan penyebab yang tidak pasti. Salah satunya cara untuk mencegahnya adalah dengan berkonsultasi dan bekerja sama dengan ahli patologi wicara-bahasa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun