Mohon tunggu...
Fatimah azzahroh
Fatimah azzahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

lakukan apa yang bisa kamu lakukan hari ini, kasih yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Bahasa Reseptif pada Anak Usia Dini Menurut Tahapan- tahapannya

15 Maret 2022   22:03 Diperbarui: 15 Maret 2022   22:09 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan sudah pasti terjadi di dalam kehidupan manusia. Perkembangan pada manusia itu sendiri tentunya memiliki fase kapan dia berhenti berkembang dan kapan juga ia harus mulai berkembang yang tentunya sesuai dengan tahapan yang semsestinya.

Manusia pertama kali diciptakan menempati pada fase pertama yakni bayi. Bayi merupakan tahapan pertama yang pastinya dilewati setiap makhluk hidup. Perkembangan adalah dimana suatu aspek mengalami perubahan dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Seperti masa yang di alami anak usia dini yang terus berkembang mempelajari sesuatu yang lebih rumit, lebih kompleks, dan lebih intrapersonal.

Perlu kita ketahui, perkembangan bahasa pada anak usia dini merupakan aspek yang penting dari perkembangan. Bahasa merupakan satu-satunya cara untuk kita mengekspresikan diri dan bersosialisasi, dengan bahasa juga manusia akan mudah memperlangsung hidupnya yang sudah Allah takdirkan sebagai makhluk sosial. 

Perkembangan bahasa merupakan aspek pertama atau dasar yang paling utama bagi anak usia dini. Yang tentunya tidak dengan sendirinya mereka berkembang tanpa adanya faktor yang mengiringi. 

Dengan adanya perkembangan bahasa pada anak usia dini ini mengharapkan setidaknya mereka bisa untuk mengontrol dan memahami dirinya sendiri. Untuk perkembangan bahasa itu sendiri ada beberapa kategori kemampuan, ada kategori perkembangan baahasa reseptif ada juga perkembangan bahasa produktif.

Apasih kemampuan bahasa reseptif itu? Kemampuan bahasa reseptif adalah kemampuan manusia memahami apa yang orang lain katakan atau lebih gampangnya bisa bereaksi atas sesuatu bukan hanya seseorang yang berbicara kepadanya tapi juga lingkungan sekitarnya, dia juga memami maksud dari mimik seseorang bahkan nada suaranya yang nantinya membentuk kata-kata yang ia pahami. Dia tidak hanya melalui kata-kata tapi juga tulisan. Seperti, anak mampu memperhatikan sesuatu, menyimaknya, dan juga membaca sesuatu.

Kemampuan yang kedua bahasa produktif, yang artinya ialah kemampuan menyampaikan atau mengekspresikan sesuatu yang sifatnya itu tertulis atau lisan, jadi kebalikan dari bahasa reseptif. Contoh dari kemampuan ini adalah seperti mampu bercerita, menulis, mampu membaca dan lain sebagainya. 

Dari sini kita bisa tahu bahwa keterampilan bahasa yang cenderung jatuh pada tahap usia dini adalah bahasa reseptifnya yang dimana dia mampu dan bisa memahami apa yang di ungkapkan apa yang dibicarakan orang lain kepadanya. perkembangan bahasa pada anak itu sendiri tentunya mengikuti perkembangan biologisnya, makannya kenapa ada istilah anak umur sekian sudah bisa berbicara dan seterusnya. Untuk bahasa reseptif sendiri tentunya ada tahap-tahapnya yang tiap tahap tergantung pada kemampuannya. 

Tapi disini ada patokan atau ada pembiasaan anak bisa seperti ini dan bisa seperti itu di ukur melalui umur. Berikut tahapan-tahapannya.

Perkembangan bahasa reseptif pada anak saat umur 0-12

Sejatinya bayi yang baru lahir kedunia sudah memiliki bahasa. mungkin mereka belum mengerti apa yang terjadi disekitar apa yang orang lain bicarakan tapi respon yang dia sampaikan hanya beberapa ocehan yang kadang tidak jelas dan kalau masih sangat bayi hanya dengan tangisan. 

Sejatinya mereka punya bahasa dari semenjak mereka lahir yakni tangisan. Tangisanlah yang menjadi cara satu-satunya bayi berkomukasi dari saat dia dilahirkan. 

Tentu kita sadari, seiring berjalannya waktu mereka sudah mulai bisa merespon lebih dari tangisan. Lambat laun tangisan yang semulanya hanya bersifat hambar akan berubah menjadi tangisan yang disertai gumaman yang bisa membedakan kapan ia merasa lapar dan ingin makan, kapan ia nagntu dan ingin tidur.

Pertama kali ia atau sang bayi lahir ia hanya bisa mengeluarkan tangisan untuk mengekspresikan keadaannya. Jika sudah mecapai umur 2-3 bulan si bayi sudah mulai mengeluarkan ocehan-ocehan ringan. 

Perkembangan bahasa pada bayi ini akan terus berkembang dan pada saat ia umur 9-12 bulan biasanya ia sudah bisa mengeluarkan kata pertamanya "papa.." kadang juga "mama.." dan kemampuan bahasa dia akan terus berkembang hingga mengeluarkan ocehan-ocehan kecil dan ringan seperti " no paa..". dan begitu selanjutnya hingga ocehan-ocehan kecil itu berkembang. 

Pada bulan ke 7-12 umur anak, mereka sudah bisa merespon gurauan-gurauan sederhana yang kita lontarkan sepert "ciluk, baaa..." mereka sudah bisa meresponnya dengan tawa yang sungguh menggemaskan.

Perkembangan bahasa reseptif pada anak saat umur 1-3 tahun

Saat anak memasuki usia ini dia sudah bisa menyebutkan hewan-hewan di dalam buku bergambar yang sebelumnya ia dengar dari orang sekitar, mereka sudah bisa mengingatnya dan menyebutnya kembali saat mereka menjumpai gambar tersebut. Menurut saya masa ini merupakan masa menggemaskannya mereka apalagi saat mereka menyebut suatu gambar dan penyebutannya kurang sesuai, menggemaskan sekali. 

Pada usia ini mereka sudah bisa mengerti akan hal-hal kecil seperti pada saat mamanya tidur, dia sudah mengerti bahwa mama lelah atau capek. Mereka juga sudah memahami akan perintah-perintah kecil dan sudah bisa diberi pertanyaan sederhana. Anak sudah bisa diberi pertanyan-pertanyaan yang lumayan berat saat mereka usia 2-3 tahun mereka juga sudah memahami akan pertanyaan itu.

Perkembangan bahasa reseptif anak saat umur 3-5 tahun

Pada usai ini anak biasanya sudah bisa berbaur dengan teman yang lain, saling berbagi. Biasanya mereka juga sudah mampu menyebutkan siapa nama temannya di sekolah walau mungkin hanya 1 atau 2 orang yang dia sebut. Mereka sudah bisa memahami akan kemauannya sendiri, meraka sudah bisa bercerita apa yang terjadi disekolah meskipun terkadang masih belum tepat penataannya. 

Sedikit demi sedikit mereka mulai memahami isi dari sebuah cerita yang habis ia dengar dan kadang juga mereka sudah bisa menerapkannya. Mereka sudah bisa mendengar dan memahami perkataan demi pekataan disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun