Indonesia menerima empat pasien terinfeksi virus corona subvarian baru omicron , BA.4 dan BA.5. Satu pasien terinfeksi BA.4 adalah WNI, dan tiga lainnya terinfeksi BA.5 adalah warga negara asing, yang merupakan delegasi acara Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, meminta masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat menyusul maraknya kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di tanah air. "Protokol kesehatan menjadi upaya utama selain vaksinasi. Kita tentu tidak ingin lonjakan kasus seperti varian Delta atau Omicron sebelumnya," ujarnya. Dia menambahkan, pelonggaran mandat masker di luar ruangan akan dievaluasi jika ada peningkatan kasus yang disebabkan oleh subvarian baru.
Tiga pasien yang terinfeksi subvarian baru tidak menunjukkan gejala dan pasien lain mengalami sakit tenggorokan dan kelelahan. Syahril menjelaskan, meskipun transmisi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih cepat, belum ada indikasi tingkat keparahan yang lebih tinggi dari subvarian Omicron sebelumnya. "Jadi tidak perlu panik, gejalanya ringan dan kita bisa melakukan isolasi mandiri," ujarnya.
Namun, Syahril mengulangi bahwa kedua subvarian tersebut memiliki kemampuan yang menurun terhadap terapi antibodi monoklonal dan mampu menghindari atau melepaskan diri dari kekebalan tubuh yang terbentuk melalui vaksinasi atau secara alami. Ia juga mengatakan bahwa yang harus masyarakat waspadai adalah kemampuan "lolos kekebalan" terhadap virus pada tubuh kita yang artinya daapt menghindari kekebalan seseorang.Â
Oleh karena itu, kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan harus tetap dilakukan, mengingat keempat pasien tersebut telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap. "Sebagian besar sudah divaksin, bahkan ada yang sudah mendapat empat dosis," ujarnya.
Ahli paru, Erlang Samoedro menyarankan protokol Kesehatan perlu diperketat lagi setelah serangkaian langkah pelonggaran pembatasan Covid-19 oleh pemerintah. "Yang terpenting patuhi protokol kesehatan agar tidak tertular subvarian ini," kata Erlang kepada CNN Indonesia. Â
Saat ini, kasus baru Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Erlang mengatakan bahwa gejala subvarian BA.4 dan BA.5 sama dengan varian Omicron lainnya pada umumnya yang relatif ringan. Selain itu, Erlang berteori bahwa kekebalan masyarakat sudah cukup kuat untuk menolak varian baru karena cakupan vaksinasi yang sudah tinggi. Gejala Omicron  BA.4 dan BA.5 menurut Erlang antara lain demam, batuk, lelah, hidung tersumbat/beringus, nyeri pada otot, sakit kepala, diare, mual dan muntah.
"Dalam beberapa kasus, penderita juga kehilangan indra perasa dan penciuman atau anosmia," tambahnya. Satu hal yang pasti, menurut Erlang, subvarian ini bukan jenis ganas dari SARS-CoV-2. Meski begitu, masyarakat tetap harus waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan agar terhindar dari infeksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H