Cuaca yang cukup cerah bahkan bisa dibilang terik, membuat Saya haus dan Saya baru sadar kalau tidak membawa air minum sebagai bekal perjalanan hahaha. Ajaibnya tepat saat ditengah perjalanan menuju tempat ketiga Saya berpapasan dengan gerobak Susu Murni Nasional!Â
Seakan-akan alam pun menghendaki Saya untuk benar-benar kembali ke masa lalu, tak tanggung-tanggung Saya langsung membeli dua gelas untuk diminum di pemberhentian selanjutnya. Minuman ini mungkin saja sudah lebih tua dari Saya, bagaimana tidak?Â
Masih teringat betul saat harga satu gelas ini masih seribu perak waktu Saya TK, bisa dibilang ini salah satu minuman wajib saat pulang sekolah ataupun pergi berlibur karena gerobaknya ada dimana-mana!
Sekitar lima menit Saya hingga sampai di pemberhentian ketiga yakni Candi Pal Gading, ya! Seperti yang Saya bilang di awal, kebanyakan tempat berlibur saat Saya kecil tidaklah jauh dari rumah. Serupa dengan dua candi sebelumnya, Candi Pal Gading pun terletak di tengah-tengah pemukiman,Â
Saya pun sempat tersesat saat hendak mencari tempat ini, walaupun sudah menggunakan aplikasi Google Maps.. Memang sudah cukup lama sejak terakhir Saya datang ke tempat ini, maklum jika tidak ingat jalannya terlebih banyak rumah-rumah baru yang dibangun di sekitar candi.Â
Akhirnya Saya menemukan jalan masuk ke candi ini dengan melewati halaman belakang rumah warga, sebenarnya Saya merasa aneh karena di pintu masuk yang Saya lewati hanya berupa pintu pagar tanpa ada pos jaga ataupun papan nama tempat. Setelah beberapa langkah masuk, betapa terkejutnya Saya mengetahui bahwa pintu masuk yang Saya lewati merupakan pintu belakang atau cadangan dan bukan pintu utama! Hahaha.Â
Pintu utama Candi Pal Gading berada di sebelah selatan dan memang hanya melewati gang kecil saja, sebenarnya sudah ada petunjuk arah di depan gang akan tetapi berukuran kecil. Jika masuk melalui pintu depan, langsung akan terlihat papan nama Candi Pal Gading bertanda Dinas Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta,
 sama seperti papan-papan nama di dua candi sebelumnya serta pos penjaga yang ada persis di depan pintu masuk dimana para tamu akan mengisikan daftar kunjungannya. Bisa dibilang candi ini memiliki karakteristik serupa dengan Candi Kadisoka, dimana tidak terdapat fasilitas-fasilitas umum seperti kamar mandi dan tempat parkir,Â
serta tidak ada biaya retribusi saat masuk. Kebanyakan pengunjung yang datang pun memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan ataupun di halaman belakang rumah warga, seperti yang Saya lakukan.