Mohon tunggu...
Fatimah Az zahra
Fatimah Az zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Teamwork makes the dream work!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Pemimpin Mengelola Perubahan dan Mengatasi Resistensi?

19 Agustus 2021   22:57 Diperbarui: 19 Agustus 2021   23:09 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://fakhrurrojihasan.wordpress.com

7. Selecting people who accept change (Memilih orang yang menerima perubahan)

Dengan memilih individu yang mau menerima perubahan apabila terjadi dapat memungkinkan untuk lebih mudah beradaptasi, seperti contohnya zaman sekarang jika terus berada di zona yang tidak paham teknologi, maka dia akan terjebak dan lebih susah menerima perubahan. Oleh karena itu perlu memilih individu yang memiliki kolektivitas sebab mampu untuk menerima perubahan dengan lingkungan sekitar.

8. Coercion (Pemaksaan)

Dengan menerapkan ancaman langsung, paksaan atau peringatan dapat memberikan rasa takut kepada bawahan, contohnya seperti jika mereka tidak mau menerima perubahan maka pemimpin dapat memotong gaji, evaluasi kinerja yang buruk, dan tidak menerima promosi jabatan.

Jika pemimpin atau pengikut ingin mengetahui bagaimana cara dia bisa mengelola atau menangani masalah ketika terjadinya masalah, mereka bisa melakukan tes yang terdiri dari 12 soal benar atau salah. Seperti apakah saya menganggap perubahan dalam hidup sebagai hal yang negatif, ketika saya membuat sebuah rencana saya tidak akan mengubahnya, dan ketika saya diberitahu atasan tentang perubahan yang signifikan maka saya memperketat.

Jika sudah diisi semua maka diberi nilai pada Jawaban yang paling benar pada setiap butir pertanyaan 1-3, 6-12, dan untuk butir pertanyaan yang salah 4 dan 5. Total skor yang lebih tinggi dari 8 maka menandakan anda lebih menyukai kehidupan yang dapat diprediksi, dan jika mendapatkan total skor 5 atau lebih rendah maka penolakan anda terhadap perubahan bisa jadi rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun