Mohon tunggu...
Fatimatuz Zahro
Fatimatuz Zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tiada Hasil yang Mengkhianati Usaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama: Mahasiswa KKN RDR Ke 77 UIN Walisongo Semarang Gelar Podcast "Perempuan Sebagai Pelopor Moderasi Beragama"

14 November 2021   05:18 Diperbarui: 14 November 2021   07:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) reguler dari rumah angkatan 77 UIN Walisongo Semarang mengadakan podcast moderasi beragama "Perempuan Sebagai Pelopor Moderasi Beragama". 

Penerapan program moderasi beragama merupakan salah satu agenda utama yang harus dilaksanakan oleh setiap kelompok KKN. Dimana program ini bertujuan untuk selalu memiliki sikap toleransi satu sama lain sebagaimana semboyan bangsa Indonesia "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda namun tetap satu tujuan.

Bersama narasumber seorang aktivis perempuan sekaligus PW Fatayat NU Jateng, Ibu Umi Hanik, S.Pd.I, M.Pd beliau lulusan S2 di UIN Walisongo Semarang. Terkait dengan tema tersebut, kelompok 132 berinisiatif membuat sebuah podcast dan bersepakat menunujuk beliau sebagai narasumber dalam program kerja moderasi beragama.

Podcast moderasi beragama ini telah dilaksanakan pada hari Jum'at, 5 November 2021 bersama Host saudari Ainna Anfaan Niswah salah satu anggota KKN RDR Ke 77 kelompok 132, dan ditayangkan melalui akun Youtube KKN RDR Kel.132 UIN Walisongo pada Jum'at 12 November 2021.

Terdapat beberapa yang menjadi pertanyaan mengenai tema podcast perempuan sebagai pelopor moderasi beragama. Dalam pertanyaan mengapa moderasi beragama itu penting, menurut narasumber karena negara kita Indonesia yang  merupakan negara plural dan multikultural yang mana  terdapat berbagai bahasa, budaya, agama serta etnis dan ini memungkinkan terdapat gesekan-gesekan yang menimbulkan kesalahan pahaman lalu diakhiri dengan kekerasan seperti terorisme. Narasumber juga menambahkan bahwa moderasi beragama tidak hanya untuk agama Islam saja tetapi semua orang yang beragama harus memiliki sifat moderat dalam beragama.

Menurut narasumber perempuan dalam agama islam merupakan Madrosatul Ula atau madrasah pertama bagi anak-anaknya dengan ini perempuanlah yang akan  menanamkan nilai-nilai toleransi dan nilai inklusivitas beragama kepada anak-anaknya, dan ketika nilai tersebut sudah diterapkan oleh sang anak maka kekhawatiran akan paham yang intoleransi dan radikalisme akan hilang, serta generasi-generasi yang akan datang akan lebih mudah menghargai pendapat serta pengalaman  orang lain. Ketika dalam pertanyaan bagaimana kriteria perempuan yang yang mampu sebagai pelopor moderasi beragama, Narasumber memberikan pendapatnya bahwa semua perempuan masuk dalam agen-agen pelopor moderasi beragama yang bisa menginternalisasikan sikap moderat dalam beragama kedalam dirinya, dalam keluarga serta lingkungan sekitarnya.

Narasumber juga memberikan contoh sederhana bagaimana cara dalam mengimplementasikan sikap moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara menghargai pendapat orang lain serta tidak mudah menyalahkan terlebih mengenai keyakinan orang lain terhadap Tuhannya.

Penulis : Ainna Anfaan Niswah dan Fatimatuz Zahro (Anggota Kelompok 132 KKN RDR Ke 77 UIN Walisongo Semarang).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun