Jika di dunia medis terdapat istilah 'buta warna', maka pada aktivitas berbicara ada istilah 'buta kata'. Istilah ini cocok disematkan untuk orang-orang yang berbicara tanpa memahami arti sebenarnya sehingga acap kali menimbulkan miskonsepsi dalam penggunaannya. Penggunaan istilah yang sedang tren seperti pick me dan red flag saat ini seringkali diucapkan tidak sesuai dengan konteksnya.Â
Beberapa kata-kata tersebut justru sekarang menjadi 'senjata' untuk mencemooh seseorang. Bukan hanya saja mencemooh, adanya sedikit perbedaan pandangan dan preferensi mudah saja bagi mereka untuk mengecap seseorang sebagai pick me, sedangkan apabila suatu hal yang tidak sesuai dengan standar yang mereka tetapkan maka dicap sebagai seorang yang red flag.
Salah satu cuitan platform X pada akun @convomf yaitu "kenapa sih sekarang dikit dikit dikatain pikmi, aku suka nonton bola gara-gara punya 5 abang jadi ya dicekokin hal-hal bola mulu. Kos-an aku banyak printilan bola, tadi ada temen ke kosan buat kerkel eh terus baru aja ada temen aku nge-spill cf salah satu yang ke kosanku, 'si **** ternyata pikmi woy udah sok ambis pikmi pula' namaku di cf-nya ga disensor samsek". Cuitan tersebut kemudian ditanggapi hingga 200 lebih komentar yang kebanyakan menunjukkan kekesalan para warganet.
Padahal apa yang aneh ketika perempuan menggemari olahraga sepak bola? Suatu hobi atau kesukaan seharusnya bersifat genderless. Memang realitanya terdapat perbedaan tingkat keatraktifan dari sekian banyaknya hobi. Pada suatu hobi A lebih banyak penggemar laki-laki, sedangkan hobi B lebih digemari perempuan. Namun apakah partisipasi dari sebagian kecil perempuan pada hobi A atau laki-laki pada hobi B merupakan suatu hal yang aneh? Semua orang seharusnya memiliki kebebasan untuk menggemari apa yang disukai untuk mengembangkan kemampuan baru, meningkatkan kreativitas, dan membentuk koneksi baru. Pada realitanya memang hobi pun juga secara tidak langsung dipengaruhi secara kultural dan sosial setempat. Namun terlepas dari kontroversi kebebasan dalam memilih hobi, penggunaan kata pick me yang disematkan bagi perempuan yang tertarik dengan dunia sepak bola jelas merupakan penggunaan kata yang tidak sesuai dengan maknanya.
Pick me sendiri artinya ialah istilah untuk seseorang yang berkeinginan atau memaksakan diri untuk melakukan apapun agar dapat diterima dalam kelompok sosial yang diinginkan. Seringkali, seseorang yang disebut 'pick me' ini mencari validasi dengan cara merendahkan orang lain agar terlihat mencolok dan berbeda dari kelompoknya sehingga terlihat atraktif pada kelompok sosial yang diinginkannya. Meninjau dari arti tersebut, penyematan istilah pick me bagi seseorang perempuan yang menyukai sepak bola merupakan contoh penggunaan kata yang salah kaprah. Lama-kelamaan pergeseran penggunaan kata 'pick me' yang tidak sesuai tempatnya terdengar sangat mengganggu karena merusak perbincangan dengan ucapan yang tidak sesuai konteksnya.
Selain pergeseran penggunaan kata pick me, istilah red flag juga seringkali mengalami kesalahan dalam penggunaannya. Red flag sendiri artinya ialah suatu tanda-tanda negatif yang biasanya ditunjukkan oleh seseorang yang tengah berada dalam hubungan yang dapat mengarah ke hal yang tidak sehat atau negatif. Akhir-akhir ini ramai dibincangkan pada platform X pada akun @areajulid dengan pernyataan yaitu "cowo udah kerja lama masih pake andro tuh red flag gak sih? Uangnya dipake buat apa aja? Jangan-jangan malah dipake buat nakal-nakal gak jelas".Â
Dari pernyataan dan pengertian dari red flag yang telah dipaparkan di atas dapat dilihat bahwa pergeseran makna kata red flag sudah sangat jauh sekali dari arti kata yang sebenarnya. Adanya ketidakjelasan korelasi antara penggunaan merk handphone dengan istilah red flag itu sendiri menandakan bahwa semakin banyak orang-orang yang mengalami 'buta kata'.
Maka dapat diketahui bahwa kata pick me dan red flag ialah dua kata yang paling sering disalahgunakan penggunaanya. Penggunaan istilah tren dalam berbicara sebenarnya merupakan hal yang lumrah, namun jikalau dalam penggunaannya tidak mengetahui terlebih dahulu apa arti sebenarnya dari istilah tersebut dan cenderung mengikuti tren saja, maka penggunaan istilah-istilah tersebut terkesan menyebalkan dan merusak suasana pembicaraan. Bagaimana bisa ketika seseorang memiliki preferensi yang berbeda dicap sebagai pick me atau ketika suatu hal yang tidak sesuai dengan standar yang mereka buat sendiri disebut red flag? Sebaiknya dalam berbicara, pemahaman mengenai arti kata perlu dipahami sebelum mengucapkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H