Mohon tunggu...
Fatimah Al Khumaira
Fatimah Al Khumaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa yang suka jalan- jalan dan jajan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kilau Pudar Elysian Glow : Di Balik Cermin Skincare

21 Januari 2025   15:57 Diperbarui: 21 Januari 2025   15:57 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : https://www.freepik.com/ 

"Kamu tidak bisa terus membiarkan orang-orang terluka hanya untuk keuntungan, Alana!" serunya dalam sebuah pertemuan. Namun, Alana semakin tersudut. Jika ia mengikuti nasihat Maya, ia akan kehilangan semua yang telah dibangunnya---dan jika ia mengikuti nasihat Andra, ia bisa menyelamatkan perusahaannya, tapi dengan harga moral yang sangat tinggi.

Di tengah kebingungannya, Alana melakukan hal yang tak terduga. Malam itu, dia membuka pintu ruang kerjanya untuk menemukan surat yang telah ditinggalkan Maya. Di surat itu, Maya mengungkapkan sebuah kenyataan yang lebih mengerikan lagi---selama ini, mereka tidak hanya terlibat dalam perubahan bahan produk, tetapi Alana sendiri sudah terjebak dalam skema manipulasi data yang dilakukan oleh pemasok bahan. Pemasok yang digunakan Elysian Glow ternyata tidak hanya menyediakan bahan murah, tetapi juga terlibat dalam pencucian uang dan sindikat internasional.

Maya menulis, "Kamu tak tahu siapa yang bermain di balik layar, Alana. Mereka sudah merencanakan semuanya. Dan kamu, hanya sebuah pion."

Seketika, dunia Alana runtuh. Apa yang tampak seperti pilihan antara keuntungan dan moral ternyata hanyalah ilusi. Semua yang ia percayai---investor, pemasok, bahkan Andra---telah mengorbankannya dalam permainan yang jauh lebih besar. Sementara itu, Maya menghilang begitu saja, meninggalkan Alana dengan kenyataan bahwa ia telah menjadi bagian dari permainan gelap yang tidak pernah ia duga.

Namun, konflik tak berhenti di situ. Alana memutuskan untuk mengungkapkan semua yang terjadi, dengan risiko kehilangan semuanya. Ia menyusun pengakuan di media, mengungkapkan bahwa Elysian Glow terlibat dalam berbagai manipulasi yang tak termaafkan. Ia tidak hanya menyerahkan kesalahan kepada perusahaan, tetapi juga kepada dirinya sendiri. Namun, ketika pengakuannya dipublikasikan, reaksi publik justru di luar dugaan.

Bukan hanya Elysian Glow yang hancur, tetapi seluruh industri kecantikan mulai terguncang. Semua brand besar lainnya yang pernah bekerja sama dengan pemasok yang sama terjerat dalam skandal yang sama. Industri yang selama ini tampak bersih dan cemerlang ternyata penuh dengan kegelapan. Dan di balik layar, investor besar yang mendanai berbagai brand kecantikan, justru berbalik mengecam Alana, melemparkan tuduhan bahwa ia hanya mencari perhatian untuk melindungi dirinya sendiri.

Alana, yang kini tanpa pekerjaan dan tanpa nama, berdiri di depan cermin besar, memandang wajah yang dulu ia banggakan. Di balik cermin, ia melihat wajah yang tidak lagi mengenalnya, sebuah bayangan yang terluka oleh kebohongan dan pengkhianatan. Dunia kecantikan yang selama ini ia yakini sebagai tempat untuk memberi kebahagiaan, ternyata adalah panggung sandiwara yang tak pernah ia inginkan.

Namun, satu hal yang tak bisa ia lepaskan: keinginan untuk membangun kembali sesuatu yang benar-benar transparan dan bertanggung jawab. Apakah itu mungkin? Hanya waktu yang akan mengungkapkan, karena jalan yang Alana pilih tak hanya penuh dengan luka, tetapi juga penuh dengan pembelajaran pahit yang akan menentukan apakah ia akan kembali bangkit---atau jatuh lebih dalam.

Biodata : Seorang penulis dan content creator dalam penulisan kreatif, desain grafis, dan blogging. Dengan latar belakang psikologi, saya menggabungkan wawasan mendalam tentang perilaku manusia dengan kemampuan desain untuk menciptakan konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik secara visual. Sebagai seorang content writer dan desainer grafis, saya terus menciptakan karya yang menghubungkan pembaca dengan emosi dan estetika, menjadikannya sosok yang relevan dalam dunia penulisan dan media digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun