Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada aspek literasi, numerasi, adaptasi teknologi dan administrasi di SD dan SMP di wilayah 4T (Terdepan, terluar, Tertinggal, dan wilayah Transmigrasi) yang terdampak setelah covid-19 serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
Kampus Mengajar adalah bagian dari program Merdeka BelajarKampus Mengajar angkatan 3 tahun 2022 merupakan program lanjutan dari Program Kampus Mengajar angkatan 1 & 2 yang telah dilaksanakan pada 2021 sebagai bukti dedikasi kampus melalui mahasiswa untuk bergerak menyukseskan pendidikan nasional setelah pandemi covid-19. Program Kampus Mengajar merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Sekolah Dasar dengan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud, serta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Program Kampus mengajar ini dilatarbelakangi untuk mewujudkan indonesia emas pada tahun 2045 mendatang serta untuk menyamaratakan pendidikan di seluruh daerah di Indonesia. Mahasiswa diterjunkan untuk membantu Bapak/Ibu Guru serta adik-adik di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk ikut berkontribusi dan membantu dalam Pendidikan Indonesia. SDN Gunung Dahu adalah salah satu sekolah dasar yang menjadi tempat pengabdian Kampus Mengajar. SD yang berada di wilayah Desa Bantarkaret Kecamatan Nanggung ini adalah salah satu SD yang menjadi pusat pendidikan masyarakat Kampung Gunung Dahu.
Dokpri
Dokpri
SDN Gunung Dahu merupakan sekolah terpencil yang menjadi pusat pendidikan, perjalanan menuju sekolah sedikit sulit diakses, rute jalan berkelok dan melewati hutan konservasi. Sarana dan prasarana yang di salurkan oleh dinas pendidikan tidak dapat di gunakan karena minimnya sumber daya manusia. Contohnya Tab, Notebook tidak di gunakan dan hampir hilang di ambil oleh beberapa pihak. Tidak hanya itu, perpustakaan beralih fungsi menjadi gudang sehingga siswa tidak dapat membaca buku yang terdapat disana, hal tersebut dapat menjadikan faktor utama minimnya literasi numerasi dan adaptasi teknologi disekolah tersebut.
Dengan adanya kampus mengajar angkatan 3 mampu  membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, membantu guru dalam aspek teknologi yang mengalami ketertinggalan 2 selama ini serta membantu menciptakan generasi emas dan unggul Indonesia dalam aspek literasi dan numerasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H