Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... -

semangat dalam semua hal

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Si Gembul Kucing Mbok Rondo

3 Mei 2016   20:10 Diperbarui: 3 Mei 2016   20:24 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ILustrasi: Si Gembul Kucing Mbok Rondo

Pada zaman dahulu di sebuah desa terpencil  yang letaknya di tengah hutan  tinggallah seorang perempuan janda yang sudah rentang tua,  semua warga sering memanggilnya dengan sebutan Mbok Rondo.  Mbok Rondo memiliki seekor kucing yang menjadi teman hidupnya berhari-hari, Mbok Rondo memberi nama kucingnya si Gembul karena badan sang kucing yang gemuk dan setia pada Mbok Rondo.

Setiap hari Mbok Rondo selalu pergi keladang singkongnya untuk menengok tanamannya.  Tak lupa sebelum berangkat keladang Mbok Rondo memberi makan si Gembul, supaya ketika di Tinggal Mbok Rondo si Gembul tidak kelaparan. Pagi yang cerah Mbok Rondo pergi ke kebun singkongnya untuk melihat pohon singkong yang sudah waktunya untuk disiram, tanpa Mbok Rondo ketahui ternyata si Gembul selalu mengikuti dari belakang, Sesampai dikebunnya Mbok Rondo mulai mencangkul tanah gundukan yang di pinggir-pinggir pohon singkong dan mulai untuk menyiramnya, hati Mbok Rondo sangat senang karena sebentar lagi singkong-singkongnya segera dipetiknya dari pohon. 

Dari kejauhan  Si Genbul memperhatikan Mbok Rondo yang mencangkul dengan wajah kasihan. “Haass... sungguh melelahkan” ucap sang Mbok Rondo sambil mengusap keringatnya. Tiba-tiba Pak Tarno pedagang sayur yang biasanya jualan di pasar datang dan berkata “Wah Pohon singkonya sangat gemuk-gemuk sekali Mbok Rondo, kapan ini mau di panen” Mbok Rondopun menjawab “Iya Pak Tarno, ini akan saya panen besok lusa” Pak Tarno bertanya lagi “Kira-kira jikalau dijual izinkan saya membelinya Mbok buat dagangan saya kepasar,” Mbok Rondo menjawab “Oh iya tentu Pak saya pasti mengizinkan” Pak Tarno  bertanya yang ketiiga kalinya “di jual berapa Mbok? Jangan mahal-mahal Mbok orang tetangga sendiri” Mbok Rondo menjawab “saya kasihkan perkilo 10000 saja pak”. 

Setelah percakapan mereka selesai kemudian Pak Tarno kembali pulang untuk kerumahnya, sesampainya dari rumah Pak Tarno ingat bahwasannya jualan bulan ini banyak bangkrutnya ketimbang untungnya, Pak Tarno mulai kebingungan karena ia sudah memesan singkong Mbok Rondo “Haaduh bagaimana ini dagangan bulan ini bangkrut, darimana aku bisa dapat uang untuk membeli singkong Mbok Rondo” Pak Tarno menggerutu kebingungan, iapun berfikir panjang “aha.... aku punya ide, kan ladang Mbok Rondo dekat, dan malam hari tidak mingkin Mbok Rondo ke ladang untuk menengok singkong-singkongnya, besok malam aku akan keladang Mbok Rondo, aku akan mengambil singkong-singkongnya untuk kujual di pasar”. Tiba-tiba ada suara kucing kerah di luar rumah Pak Tarno, Pak Tarnopun merasa bising, kemudian Pak Tarno mengusir para kucing-kucing itu diantaranya ada si Gembul.

Sore hari usai Mbok Rondo membersihkan badan akibat lumpur ladang dia memanggil kucing kesayangannya “Pusss....Pusss...Gembul....dimana kamu kucing manis, ayo ini jatahmu makan” dari arah luar terlihat si Gembul lari kencang menuju Rumah Mbok Rondo sangat senang melihat si gembul yang giat larinya “Miauuu.....” Si Gembulpun mendekati Mbok Rondo dan Mendengkur-dengkur di kakinya, “Ini nak makananmu kamu pasti lapar” Mbok Rondo membelai bulu sang kucing.

Hari sudah malam Mbok Rondo bergegas untuk tidur dikamarnya, Mbok Rondo melihat Si Gembul kesayangannya sudah tidur lelap di kasurnya. Mbok Rondo sudah menganggap Si Gembul seperti keluarganya sendiri.

Pagi yang cerah Mbok Rondo seperti biasanya melakukan aktivitasnya dan mulai mempersiapkan untuk makan si Gembul dan bergegas pergi keladang, di jalan Mbok Rondo bertemu Pak Tarno “Mbok Rondo... mau keladang Mbok?” sapa pak Tarno, “iya Pak Tarno besok sudah waktunya manen jadi harus sering keladang” jawab Mbok Rondo. Sesampai ladang Mbok Rondo merapikan tempat untu panen besok, iapun menyiapkan semuanya. Tiba-tiba si Gembul datang “Miuuu...” mendengkur di bawah kaki Mbok Rondo, Mbok Rondo terkejut kenapa si Gembul bisa sampai di ladang. Mbok Rondo merasa bahwa si Gembul dia kelaparan maka Mbok Rondopun pulang dengan emnggendong si Gembul. 

Sesampai rumah Mbok Rondo memberi makan si Gembul hingga Mbok Rondo terlelap hingga pagi hari.Mbok Rondo seketika bangun karena hari ini adalah waktunya untuk memanen singkong-singkonya, sesampainya Mbok Rondo di ladang Mbok Rondo mulai mencangkul pohon singkongnya, ternyata sudah tidak ada isinya tinggal tangkai yang sudah di ambil buahnya kemudian di tanam lagi, Mbok Rondo sangat terkejut karena Hampir semua pohon singkongnya seperti itu, tiba-tiba si gembul datang di kaki Mbok rondo mengendus-endus “bul.... kenapa nak kok kemari lagi, apa kamu lapar” karena rsa sayangnya Mbok Rondo pada si Gembul Mbok Rondopun mengajak si Gembul untuk pulang memberinya makan, dia tidak menghiraukan ladangnya karena Mbok Rondo merasa mungkin semua singkong itu belum rizkinya. 

Di tengah jalan tiba-tiba si Gembul Melompat dari gendongan Mbok Rondo dan lari “Gembulll.... mau kemana nak” Mbok Rondopun mengikuti  lari si Gembul, ternyata SI gembul lari di sebuah rumah yang mana rumah tersebut tidak asing bagi Mbok Rondo, ternyata Mbok Rondo berada di rumah Pak Tarno. Disana Mbok Rondo melihat Pak Tarno dan Istrinya sibuk membersihkan singkong-singkong dan Mbok Rondo juga mendengarkan percakpan mereka. Mbok Rondo sangat terkejut melihat semua itu ternyata singkong miliknya di curi Pak Tarno, namun Mbok Rondo hanya diam melewati Pak Tarno dan Istrinya untuk mengambil si Gembul, namun si Gembul malah lari disamping Pak Tarno dan Istrinya yang sedang asik membersihkan singkong-singkong. 

Pak tarno sangat terkejut melihat Mbok Rondo yang tiba-tiba datang dihadapannya “Mbokk...Mbok...Rondo, sedang apa kemari” Pak Tarno kebingungan untuk menyembunyikan singkong-singkong tersebut karena saking banyaknnya singkong yang mereka curi, namun Mbok rondo menjawab “aku sudah tau Pak Tarno yang kamu lakukan bersama istrimu, sudah aku tidak akan memintanya kembali biarlah Tuhan yang membalasnya” Mbok Rondo langsung meninggalkan Pak Tarno dengan istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun