Menjaga Kualitas Kesehatan dan Pendidikan dalam Islam
Label generasi strawberry, bermental lemah dan label lain yang menunjukkan hal negatif, menempel pada generasi masa kini. Padahal, sebetulnya banyak potensi yang tersimpan pada generasi ini.Â
Generasi ini disebut produktif, tetapi atas standar duniawi. Mereka juga disebut tangguh, tetapi sebenarnya jadi buruh. Namun di sisi lain, mereka adalah korban kezaliman sistem kehidupan penghamba harta dan dunia. Sehingga produktivitas dan ketangguhan pemuda muslim kini hanya menjadi bahan bakar bagi mesin ekonomi kapitalisme.Â
Ingatlah kita akan firman Allah swt, Â "Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, 'Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.'." (QS Al-Kahfi [18]: 13---14).Â
Allah berikan potensi yang luar biasa pada para pemuda. Potensi ini akan optimal dan berkah ketika diatur oleh aturan Allah, yakni Islam. Islam menjamin pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan setiap rakyat. Negara diwajibkan memenuhi kebutuhan tersebut. Dananya bersumber dari APBN negara islam, Baitul mal yang memiliki banyak pos pemasukan, salah satunya pengelolaan sumber daya alam.Â
Dengan jaminan pangan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya lahirlah generasi terbaik sebagaimana generasi emas yang lahir saat islam diterapkan dahulu. Sebutlah Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Konstantinopel, Â Shalahuddin Al Ayyubi Pembebas Al Quds, Thariq bin Ziyad Sang Penakluk Andalusia, ada juga Ibnu Sina sang bapak kedokteran, Ibnu khaldun, Ibnu batutah dan masih banyak lagi.Â
Apalagi penerapan Islam dalam kehidupan, usaha kita untuk taat pada aturan Tuhan Semesta Alam akan membawa pada keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Insyaallah.Â
Wallahua'lam bish shawab.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H