Mohon tunggu...
Risuma Lolok
Risuma Lolok Mohon Tunggu... Ilmuwan - Seorang Analis Hukum di BKN

find me on facebook " risuma lolok"....follow me on twitter "@risumalolok"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Jumlah LGBT di Belanda Tidak Menggugah Tuhan untuk Menjebol Tanggul?

17 Oktober 2018   09:12 Diperbarui: 17 Oktober 2018   09:28 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebenarnya tidak ada jawaban untuk pertanyaan di atas karena jika dinalar,dipikir dan ditelaah secara logika dan perasaan kepala manusia terlalu sangat dan sangat sangat sangat kecil untuk mengkaji alasan Tuhan di balik segala hal. 

Ironisnya manusia kadang kadang (apalagi manusia di negara yang kita pijak ini) memberi penghakiman orang-orang yang tertimpa malang. 

Tak jarang kita dengar orang-orang berkata, oh dia bernasib buruk karena kelakuannya begini begitu. Mungkin, dalam kadar rendah, saya pernah melakukan hal serupa, tapi, sebagai pendosa saya senantiasa mengingatkan diri untuk tidak menghakimi.

Masih jelas di ingatan gempa dan tsunami yang menimpah saudara-saudara kita di Palu dua pekan yang lalu. Tentunya kejadian tragis ini membawa duka bagi Bangsa Indonesia. 

Doa-doa, bantuan tenaga dan materi berdatangan dari segala penjuru. Namun ada yang membuat saya kurang nyaman saat membaca postingan segelintir orang yang kelihatannya religius dan selalu mendasarkan hidupnya pada kitab. 

Intinya, menurut mereka gempa dan tsunami tersebut diakibatkan oleh dosa manusia. Tuhan murka! Tuhan sedang menghakimi manusia! Lebih spesifiknya lagi, salah satu pemilik akun menyatakan Palu diamuk gempa karena angka LGBT di sana sudah tinggi. 

Saya merasa geli membaca postingan itu. Apalagi si empunya akun adalah istri dari seorang dosen yang cukup berwibawa. Berita yang dikeluarkan BBC tentang pernyataan Presiden bahwa kaum minoritas dan LGBT harus dilindungi mulai blunder lagi di tahun catur ini. 

Tentu saja berita demikian akan jadi sangat kontroversial karena kita masih hidup di Indonesia yang dipenuhi orang-orang yang keracunan dogma.

Kembali ke Negara Belanda. Secara geografis wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut. Di satu sisi Belanda masuk kategori sebagai Negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. 

Hal tersebut disinyalir karena Belanda adalah negara pertama yang mengakui pernikanan sesama jenis. Kembali ke keadaan geografis tadi. Jadi, karena berada di bawah permukaan laut Belanda harus bisa membendung air laut, dan mereka berhasil. 

Lalu, jika LGBT menyebabkan bencana, mengapa jumlah LGBT di Belanda tidak tergugah untuk menjebol tanggul agar mereka tenggelam?

Arrgh....kepalaku terlalu kecil untuk memikirkan rahasia Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun