Mohon tunggu...
Fatima Aulia Khairani
Fatima Aulia Khairani Mohon Tunggu... Dokter - Seorang ibu dan dokter spesialis kulit dan kelamin, yang selalu berkhayal dan bermimpi menjadi penulis.

Those who wish to sing, will always find a song. Those who wish to dream, will always find a way. IG: @drfatimauliaspdv @fatimauliakhairani

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Hal Terburuk Saat Patah Hati

23 Maret 2021   20:43 Diperbarui: 23 Maret 2021   20:51 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

What is the worst part of being broken? Broken heart, i mean.

Well, pengalaman dulu saat masih muda mengajarkan saya bahwa hal terburuk saat patah hati bukan saat kita merasa sendiri saat kehilangan. Hal terburuk adalah saat mengetahui pasangan kita baik-baik saja, melupakan kita semudah membalikkan telapak tangannya, tetap bahagia (malah jauh lebih bahagia sepertinya), alias move on jauh lebih cepat.

Kenapa? Ya, karena kita berharap pasangan kita akan merasakan kesedihan dan penderitaan yang sama seperti kita saat kita patah hati atau putus hubungan cinta. Lazimnya, kita manusia sebenarnya selalu berharap diperlakukan sama sebagaimana kita memperlakukan orang lain. Ini bisa jadi karena pepatah yang selalu didengungkan orang tua sampai sekarang.

"Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan orang lain".

Kenyataannya?

Perilaku orang lain itu berada di luar kendali kita, mau sebaik apapun perilaku kita padanya. Kalau dalam buku Filosofi Teras yang menjelaskan mengenai aliran Stoikisme, jelas bahwa perilaku, respons, sikap orang lain terhadap kita, berada di luar kendali kita. Alias, bukan berarti kalau kita memperlakukan orang lain dengan A, dia akan membalas dengan A. Jadi, jelas salah bila pepatah bilang, perlakukan dia dengan A agar kita diperlakukan dengan A. Hahaha, ribet ya? Jadi njelimet sendiri, hehe.

Siapa yang setuju dengan saya?

Balik lagi ke kasus patah hati. Saya masih ingat dulu ketika saya memutuskan berhenti berhubungan dengan seseorang yang telah mengisi hati saya sekian lama (hati saya yang terisi loh ya, hati dia sih gak tahu, hahaha). 

Malam itu, saya menangis sesenggukan semalaman sampai mata bengkak. Pokoknya berasa perempuan paling menyedihkan sedunia. Saya sudah membayangkan, proses moving on untuk melupakan dia akan melewati jalan yang terjal, sulit, karena dia benar-benar berarti untuk saya.

Tanpa saya sadari, saya juga berharap dia akan menganggap hal yang sama.

Kenyataannya? Zonk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun