Mohon tunggu...
Fatima Aulia Khairani
Fatima Aulia Khairani Mohon Tunggu... Dokter - Seorang ibu dan dokter spesialis kulit dan kelamin, yang selalu berkhayal dan bermimpi menjadi penulis.

Those who wish to sing, will always find a song. Those who wish to dream, will always find a way. IG: @drfatimauliaspdv @fatimauliakhairani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tujuan Hidup Tak Semudah Tujuan Skripsi

14 Maret 2021   20:33 Diperbarui: 14 Maret 2021   21:00 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sudah membayangkan mereka akan menjawab, "Untuk ibadah." 

Se-simple itu. Kedua orang tuaku memang tipe orang tua yang sangat memegang teguh ajaran agama, jadi jawaban mereka pasti seperti ini. Bagi mereka, sangat tabu untuk membicarakan hal seperti itu, karena mereka sangat patuh terhadap agama.

Meski aku pun percaya, tapi aku tidak akan puas dengan jawabannya. Ibadah seperti apa?

Sedangkan yang aku lihat di dunia ini kenyataannya sungguh berbeda. Manusia berlomba-lomba meraih kebahagiaan duniawi, seakan itulah tujuan hidup yang sesungguhnya. Berlomba mengumpulkan harta, misalnya. Yang tidak "beruntung" mendapatkan banyak harta, setidaknya berlomba terkenal atau eksis, contohnya yah, di sosial media.

Upload foto suami dan anak, biar terlihat sempurna sebagai keluarga.

Upload foto kerjaan, biar terlihat sibuk dan bermanfaat waktunya.

Upload foto selfie, biar terlihat cantik dan keren.

Sungguh aku bingung dengan tujuan hidup yang sesungguhnya. Seluruh berita yang beredar di sekitarku justru semakin mematahkan keyakinan yang ada. Sepertinya tujuan hidup itu ya agar bahagia semata, setidaknya TERLIHAT baik-baik saja walaupun aslinya tidak, lalu digemari dan dipuja banyak orang di luar sana. 

Oh dan aku lupa tujuan lainnya, yaitu mencela orang lain rame-rame, apalagi kalau orang itu pelakor. 

Tuh kenapa aku ngomongin pelakor lagi?

Sudahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun