Kring … kring … kring
Nada handphoneku kembali berbunyi.
Dengan terpaksa aku pun mengangkatnya.
“Mungkin aku yang terlalu sayang atau apakah gaya pacaranmu selalu seperti ini? Celetuknya dengan nada marah.
“Hah maksud kamu apa sih, kamu maunya apa?” balasku dengan acuh tak acuh.
“Kamu maunya hubungan kita ini tujuannya kemana?” jawabnya dengan nada memelas.”
“Aku maunya … kita … sampai disini saja.” Kataku dengan terbata-bata.
“Oh jadi kamu sudah punya yang lain di sana?”
Tut-tut-tut
Aku langsung mematikan handphone karena tidak sabar menghadapinya lagi. Entah untuk ke berapa perdebatan itu terjadi mungkin seperti mengonsumsi obat tiga kali dalam sehari.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!