Mohon tunggu...
Fatima Hutabarat
Fatima Hutabarat Mohon Tunggu... Guru - Mengajar di sebuah sekolah daerak DKI Jakarta Utara

Jangan takut bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dilema

31 Mei 2023   12:49 Diperbarui: 31 Mei 2023   13:33 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah kembali komunikasi tepat genap enam bulan, dia berjanji akan datang menemuiku, dan aku pada saat itu tidak mau ambil pusing “Yah, kalau mau datang silakan saja, tidak ada yang melarang,” batinku saat itu.

Dia menepati janjinya, dia datang tepat pada tanggal 27 September 2016, aku gak tau apakah ini hanya menebus kesalahan atau apakah dia benar-benar menyukaiku? entahlah hanya dia dan Tuhan yang tau.

Lima hari merupakan waktu yang sangat singkat mengingat ribuan kilometer jarak memisahkan, tapi bersyukur kepada Sang Pemilik Hidup yang memberikan kesempatan bagi kami untuk bertemu aku rasa ini bukan hanya kebetulan aku meyakini ini bagian dari rencana Tuhan. Yah dilema masih tetap kata itu yang ada dipikiranku, aku belum bisa menyimpulkan bahwa dialah seseorang yang akan menghabiskan seluruh waktuku bersama selamanya. Aku bersyukur selama lima hari bisa mengenal dan tahu sedikit tentang kepribadiannya.

Jarak kembali memisahkan, dan ya kembali ke dunia nyata, LDR membuat aku paham makanya kata RINDU tercipta. Aku tidak begitu ingat kapan kami meresmikan hubungan yang layaknya disebut pacaran. Yang aku tahu kami sering berselisih paham dimulai masalah sepele sampai hal-hal yang tidak seharusnya dipermasalahkan, lucu memang. Tapi aku tahu itu karena rindu dan yang menjadi solusi satu-satunya bertemu. Karena ego masing-masing, maka tiada hari aku dan dia sering saling menyalahkan satu sama lain. Masing-masing pada pendiriannya tidak ada yang mau mengalah. Dan sering dia marah dan bertanya gaya pacaranku yang tidak dia sukai, karena menurutku dia terlalu posesif dan selalu bertanya setiap saat aku bosan dan malas. Sering dengan nada ketus aku mengatakan, “Kamu harus percaya dan yakin samaku.” Tapi yang ada dia akan marah dan marah sepanjang hari. Selang beberapa lama, akulah yang tidak bisa bertahan bukan karena tidak mau melanjutkan, kalau kata orang bijak insting wanita tidak pernah salah ada saja cara Tuhan untuk tahu bahwa dia menjalin hubungan  dengan wanita lain.

 Aku yang selama ini percaya sepenuhnya dengannya harus kembali menerima kenyataan pahit yang pernah aku alami sebelumnya. Ya, aku tahu dia melakukan ini karena aku tidak bisa menjadi wanita seperti yang dia mau. Dan kembali gagal lagi yang terkadang aku bertanya sama Tuhan, “Tuhan apa aku pantas dicintai oleh laki-laki dengan sepenuh hati?”

Konon, manusia diberikan kesempatan untuk bertemu dan mengenal satu sama lain pasti mempunyai alasan tertentu. Aku paham aku tidak bisa mengubah seseorang seperti yang aku mau, yang bisa kulakukan harus menerima kelebihan dan kekurangan orang lain tapi untuk laki-laki yang mengulang kesalahan yang sama tidak akan pernah kubiarkan hati ini terluka untuk kedua kalinya walau sudah terbiasa terluka.

 Hubungan yang terjalin selama satu setengah tahun kandas dan pastinya akulah yang mengakhiri dan dia tidak mau menerima dan bersikeras akan berubah menjadi lebih baik. Tapi kembali aku mengingat kenangan yang dulu dan ya kesalahan yang sama juga terjadi aku memutuskan untuk menutup hati untuk laki-laki yang tidak menghargai perasaan wanita yang tulus.

Pada akhirnya aku menyadari Tuhan mempertemukan dan memberi kesempatan untuk mengenal seseorang adakalanya untuk dijadikan sebagai pengalaman hidup agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Intinya, jangan pernah memberikan seluruh hati, perasaan dan kepercayaan kepada seseorang yang belum pasti dia melakukan hal yang sama kepada kita. Maka, mencintailah dengan sewajarnya tidak usah berlebihan. Yah, untuk saat ini aku sudah berdamai dengan batinku, hati, dan pikiranku yang pasti aku harus melanjutkan hidupku dan mencoba menjadi wanita yang bijaksana dalam memilih yang pantas dijadikan sebagai pendamping hidupku kelak dan aku tahu bahwa wanita yang baik akan dipertemukan dengan laki-laki yang baik.

IDENTITAS PENULIS

Nama lengkap : Fatima Hutabarat

ID Instagram   : ima_htbarat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun