Permasalahan sampah yang menumpuk kerap menjadi pembahasan yang tidak kunjung ada habisnya, tidak terkecuali sampah sisa rumah tangga. Tercatat sebanyak 40,3% merupakan sampah sisa makanan, dan 38,3% sampah berasal dari rumah tangga. Tingginya jumlah angka penumpukan sampah memerlukan suatu inovasi untuk mengurangi dan memanfaatkan sampah sisa rumah tangga agar permasalahan  sampah dapat teratasi, salah satunya dengan memanfaatkan sampah sisa rumah tangga sebagai ekoenzim. Pemanfaatan limbah sayuran, seperti bayam (Amaranthus spp.) dan kol (Brassica oleracea var. capitata), sebagai bahan dasar ekoenzim dapat membantu mengurangi penumpukan sampah serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Sementara itu, ulat Hongkong (Tenebrio molitor L.) merupakan salah satu hama yang merugikan petani. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh variasi konsentrasi ekoenzim dari bayam dan kol terhadap mortalitas ulat Hongkong. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi berkelanjutan yang tidak hanya membantu mengurangi sampah sisa rumah tangga di Indonesia tetapi juga mendukung produktivitas pertanian, dan menjaga keseimbangan ekosistem.
1. Ekoenzim: Solusi dari Sampah Organik
Sampah yang menumpuk, terutama limbah organik sisa rumah tangga seperti kulit buah dan sayuran, dapat dimanfaatkan sebagai ekoenzim. Ekoenzim adalah larutan hasil fermentasi dari limbah organic dengan gula merah atau molase, air, serta bantuan mikroorganisme. Cairan ini dapat berfungsi sebagai pengusir serangga, pupuk, dan desinfektan.
2. Bayam dan Kol sebagai Sumber Ekoenzim
Bayam (Amaranthus spp.) dan kol (Brassica oleracea var. capitata) adalah sayuran yang dapat mudah ditemui di Indonesia. Kedua sayuran tersebut mengandung residu pestisida yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan insektisida. Kandungan bahan aktif pada bayam dan berbagai senyawa pada kol membuat keduanya efektif dalam mengurangi hama, termasuk ulat Hongkong (Tenebrio molitor L.).
3. Ulat Hongkong sebagai Subjek Penelitian
Ulat Hongkong, larva serangga dari jenis Tenebrio molitor L., dikenal sebagai pakan yang memiliki gizi tinggi, tetapi larva serangga ini juga dapat merusak cadangan makanan manusia yang mengakibatkan terganggunya stabilitas pangan. Oleh karena itu pembuatan insektisida sangat penting untuk menjaga pengendalian terhadap hama ini.
4. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan eksperimen untuk mengamati pengaruh tiga variasi konsentrasi ekoenzim dari bayam dan kol terhadap mortalitas ulat Hongkong. Ekoenzim dibuat dari campuran bahan-bahan yang difermentasi selama lima hari, dan efektivitasnya diuji dengan menghitung jumlah kematian ulat pada interval waktu tertentu.
5. Hasil dan Pembahasan