Mohon tunggu...
Fatih Viorel Margian
Fatih Viorel Margian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fatih Viorel Margian, Mahasiswa program sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Teknologi Yogyakarta yang gemar menjelajahi keindahan alam di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Pengembangan Senjata Anti-Satelit Kalina Milik Rusia Berdasarkan Teori Neo-Realisme

17 November 2022   04:51 Diperbarui: 17 November 2022   11:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Neo-Realisme atau yang juga dikenal dengan Realisme Struktural merupakan teori yang dicetuskan oleh Kenneth Walthz pada 1979, yang mana perilaku negara dalam menjamin keamanan (security) merupakan kunci utama dalam gagasan pemikiran Neo-Realisme. 

Hal pokok yang menjadi pembeda antara Realisme Klasik dengan Neo-Realisme adalah yang merupakan aktor utama dalam penerapan teori ini adalah sistem itu sendiri, sehingga meskipun negara merupakan aktor yang dominan namun Non-State juga memiliki peran yang signifikan. 

Neo realis juga meyakini bahwa perilaku negara yang cenderung konfliktual lebih dikarenakan struktur Internasional yang anarkis, sehingga peran Lembaga Internasional tidak dapat diabaikan namun tetap memegang konsep Self Help dan Survival.

Rusia merancang proyek pengembangan senjata Laser bernama Kalina, proyek senjata laser tersebut dapat mengganggu satelit negara lain dan merusak drone musuh. 

Media global melaporkan bahwa proyek tersebut dimulai pada 2011 namun beberapa kali mengalami terdapat indikasi bahwa instalasi proyek senjata laser tersebut berlokasi di Kaukasus Utara, Rusia. Pada tahun 2019 satelit menangkap citra bahwa proyek kalina dikembangkan disinyalir untuk melengkapi senjata mobile laser Peresvet yang telah beroprasi. 

Dilaporkan oleh thespacereview.com bahwa senjata anti-satelit tersebut merupakan bagian dari sistem pengawasan luar angkasa krona yang dioperasikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia dan berlokasi di sebelah barat Zelenchukskaya. Dengan dikembangkannya Proyek anti-satelit Kalina diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi sistem pengawasan luar angkasa krona.

Tim dari The Space Review melakukan focus analisis pada transaksi online, catatan pengadilan, serta beberapa dokumen yang telah ditemukan dalam penyelidikan keberadaan senjata anti-satelit Kalina. 

Pada tahun 1970-an, pemerintah mengutarakan konsep mengenai kompleksitas proyek anti-satelit dengan sistem penargetan radar dan lidar. Gagasan konsep proyek anti-satelit yang kompleks tersebut belum dapat terealisasikan secara efisien pada tahun 90-an, barulah pada awal tahun 2000-an konsep tersebut mulai ditingkatkan dalam penerapannya di sistem pengawasan luar angkasa krona dengan dikembangkannya laser anti-satelit Kalina. 

Proyek ini secara resmi dimulai pada 3 November 2011, dengan kontrak yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan kepada " Precision Instrument Systems" Perusahaan Ilmiah dan Industri yang berbasis di Moskow.

Kementerian Pertahanan Rusia telah menyetujui spesifikasi mengenai teknis untuk proyek laser anti-satelit Kalina tersebut pada 28 April 2011. Indikasi struktur aktivitas kompleks proyek Kalina di situs tersebut terlihat di Citra Google pada Agustus 2019, beberapa kilometer di sebelah barat Zelenchukskaya, yang juga merupakan lokasi bagi penelitian astronomi. 

Di sekitar struktur proyek kalina juga berdekatan dengan Observatorium Astrofisika Khusus Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, yang terdapat pula teleskop BTA enam meter dan teleskop radio RATAN-600. Pada September 2020, pekerjaan konstruksi jelas sedang berlangsung tepat di sebelah selatan gedung Lidar satelit.

Indikasi aktivitas senjata Kalina dapat diukur dari tiga parameter independen. Berdasarkan dokumen yang dihimpun oleh The space Review dapat diambil point sebagai berikut:

  • Pertama, dokumen yang mendapat jaminan dari suatu bank terpublikasi secara online pada Januari 2014 menyebutkan bahwa tujuan Kalina adalah perancangan sistem beserta penekanan fungsi sistem elektro-optik satelit dengan bantuan laser solid-state dan sistem optik transmisi adaptif.
  • Kedua, sebuah dokumen yang muncul di internet pada tahun 2017 mengenai daftar rencana proyek pembangunan militer yang diantaranya mencirikan Kalina sebagai “space security complex” atau konsep teori keamanan luar angkasa, yang mana merupakan sebuah istilah yang juga digunakan dalam beberapa dokumen yang sama dan sejenis untuk suatu sistem anti-satelit yang diluncurkan dari udara yang dikenal sebagai Burevestnik.
  • laporan tahunan Kementerian Pertahanan kepada Perusahaan Ilmiah dan Industri yang berbasis di Moskow mengenai Sistem Instrumen Presisi pada 2013 (salah satu dari dua dokumen yang tersedia online) membenarkan keterlibatannya dalam pengembangan sistem laser dengan tujuan perang di sektor elektro-optik. Pernyataan tersebut merujuk pada gambaran bahwa Kalina merupakan “optik kuantum khusus” yang mana juga merupakan istilah serupa dalam penyebutan senjata anti-satelit rusia yang telah beroprasi bernama Peresvet dengan karakteristik serupa dengan Kalina dan dikembangkan oleh perusahaan negara bernama Rosatom.

Potensi sebenarnya dari seberapa kuat dan efektif senjata Kalina masih belum dapat diukur sebab belum adanya bukti uji coba yang dipublikasi secara transparan, namun senjata Kalina masih terus dikembangkan seperti adanya pengembangan konstruksi kompleks tersebut yang mana terlihat oleh citra google bahwa adanya kubah teleskop baru serta terowongan yang menghubungkan ke gedung lidar. 

Terlebih lagi dalam beberapa dokumen Rusia terungkap bahwa senjata anti-satelit Kalina dilengkapi instrumen pelacak terpisah menggunakan optik adaptif dengan tujuan membantu meminimalisir gangguan di atmosfer dengan optimal. Kalina dilengkapi pula dengan program pemancar-penerima yang dapat mengukur intensitas dan parameter sinar laser yang direfleksikan dari target supaya dapat menyasae langsung ke sistem operasi optik target dengan lebih presisi.

Perspektif Neo-Realisme dalam pengembangan senjata Kalina

Jika dilakukan peninjauan dari sudut pandang Neo-Realisme maka tindakan Rusia dalam mengembangkan senjata anti-satelit bernama merupakan suatu hal yang tepat. Dalam pola pikir Neo-Realis diyakini bahwa perilaku negara yang cenderung lebih konfliktual dipengaruhi oleh struktur Internasional yang anarkis, yang mana dalam beberapa dekade terakhir Amerika terkesan sangat sering melakukan unjuk kekuatan terutama dari segi militer di kancah internasional. 

Dengan dikembangkannya proyek senjata Kalina ini, Rusia dapat dikatakan telah mengambil tindakan pertahanan diri dan sebagai wujud dari perimbangan kekuatan kekuatan agar Amerika tidak menjadi satu-satunya negara superpower di kancah Internasional. Keputusan Rusia dalam pengembangan Kalina tersebut sesuai dengan konsep Self-Help yang menjadi asumsi berpikir kaum Realis klasik maupun Neo-Relis.

Dikembangkannya rancangan senjata anti-laser Kalina itu sendiri, selain bertujuan supaya Amerika tidak menjadi negara dengan Absolute Power yang dapat berbuat semena-mena di kancah internasional, tindakan tersebut juga merupakan acuan bagi keamanan regional, yang mana tidak hanya Rusia yang merasa lebih aman namun juga negara yang bersekutu dengan Rusia. 

Dalam pola pikir Neo-Realis terdapat suatu pola dimana kondisi sistemik dan struktural suatu negara menjadi pendorong terjadinya perilaku negara, sedangkan dalam prisip Neo-Realis ini sendiri berbeda dengan Realisme klasik yang mengutamakan state-centric namun yang merupakan aktor itu sendiri yaitu sistem internasional yang ada. 

Maka supaya keamanan dan ketentraman negara kecil dan menengah terjaga, diperlukan juga peran dari negara besar seperti China maupun Rusia dalam dalam melakukan perimbangan kekuatan dengan Amerika. Sehingga dapat dimengerti bahwa security memiliki pola bukan hanya Outside In namun juga Inside Out.

Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perancangan dan pengembangan senjata Kalina ini memiliki landasan yang sesuai dengan pokok pikiran Neo-Realisme bahwa respon suatu negara bergantung pada persepsi ancaman, dan dalam kurun beberapa waktu lalu Rusia beranggapan bahwa amerika menginisiasi Geo-Politik yang licik. 

Terlebih lagi, dalam teori Neo-Realis terdapat konsep mengenai Defensive Structural Realism yang dicetuskan oleh Kenneth Waltz yang dapat dimaknai arti mengenai gagasan untuk negara dalam penekanan atas tidak diperbolehkannya tindakan maksimalisasi kekuatan, yang diperbolehkan adalah mencari kekuatan yang tepat ataupun pas. 

Berdasarkan gagasan mengenai kekuatan yang tepat, maka Rusia melakukan hal yang benar dengan dikembangkannya senjata Kalina ini karena Rusia berusaha untuk menyamakan kekuatan Amerika dengan tujuan perimbangan berlandaskan pada tolak ukur yang pas, tindakan tersebut juga tepat dalam pengembangan senjata di ranah dengan skala luar angkasa sehingga menjadikan posisi Rusia setara dalam dinamika militer dan ekonomi dan dapat menjadi pertimbangan krusial dalam setiap pengambilan tindakan oleh America maupun China.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun