Pemilu sudah usai itu katamu, hingga kau memaksa kami untuk move on dengan berusaha menerima kekalahan.
Maksud mu apa? Apakah kita bertanding? Apakah kita berlomba?.
Pemilu sudah usai itu katamu, hingga kau ultimate kami buat pindah negara sampai-sampai kami kau suruh pindah alam saja.
Pemilu sudah usai itu katamu, hingga kau menganjurkan kami buat menunggu lima tahun mendatang, itu pun kalau presiden mu terpilih. Itu katamu.
Dan pemilu pun sudah usai. Tapi mengapa engkau masih berkampanye. Itu kata ku.
Kata mu sudah usai. Dengarlah kataku.
Indonesia bukan milik nenek moyang mu. Hanya karena kita beda pilihan. Juga demikian dengan ku.
Presiden, bukan milik dirimu semata, bagaimanapun dia milik ku juga.
Bukan berarti karena dia milikku lantas aku diam saja jika dia lalai dalam menjalankan tugasnya.
Tau kah engkau? Mengapa aku begitu membenci nya?.
Itu semua karena engkau.
Iya. Karena engkau, engkau begitu mengagung-angungkan nya, seolah dia tanpa cacat, seoalah dia mahluk yang paling sempurna buat memimpin negeri ini.