Mohon tunggu...
Fatihurian Fatihurian
Fatihurian Fatihurian Mohon Tunggu... profesional -

take it or leave it

Selanjutnya

Tutup

Healthy

ISLAMPHOBIA Membuat Siopa Galau

17 Januari 2014   05:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak ingusan di kompasiana ternyata bisa membuat seoarang opa-opa merasa tidaknyaman, dan ternyata opa-opa juga bisa galau seperti saya, sehingga beliau perlu mengklarifikasi kegalauannya untuk di nikmati khalayak umum, yang aneh nya lagi si opah ini juga tidak sadar, bahwa apa yang di dapat nya berasal dari apa yang dia perbuat. Tua itu pasti, ttapi dewasa adalah pilihan, ternyata si opa ini tidak mengerti dengan kalimat ini, sehingga membuat dirinya galau. Galau menandakan sifat anak ingusan seperti saya bukan sifatnya opa-opa. Coba saja lihat tulisan-tulisan beliau, yang selalu menjadi bahasannya adalah agamanya orang lain, ada urusan apa beliau dengan agamanya orang lain??. Dan pasti, agama yang dibahas adalah ISLAM, dan apakah anak ingusan itu salah, jika mengatakan beliau sebagai ISLAMPHOBIA?. Awalnya saya add beliau sebagai teman di kompasiana, terakhir, saya remove, karena saya tidak mau ketularan hawa negative yang berasal dari dashboard yang setiap saat menampilkan tulisan-tulisan indahnya. Saya terlahir dari keluarga campuran, maksudnya campuran islam dan kristen. Keluarga dari istri saya juga kebetulan kristen, sehingga saya tau betul bagaimana caranya bersikap terhadap agama ini demi yang namanya toleransi. Tetapi, saat melihat tulisan-tulisan indah dari opa yang satu ini, kok ya sepertinya beliau tidak memahami apa yang namanya toleransi. Yang ada di otaknya hanya berusaha untuk menanamkan opininya melalui tulisan-tulisannya. Sementara dia tidak berkompeten untuk itu. Bahkan beliau selalu menampilkan referensi atau rujukan-rujukan yang tidak diragukan ke absahannya. Yah sudah pasti rujukan itu sudah tak terbantahkan. Tetapi yang tidak beliau ketahui adalah rujukan-rujukan yang beliau dapatkan tidak bisa di pergunakan kesemua golongan. Kita ambil contah, dalam agama kristen saja tidak semua sepakat akan adanya perayaan natal yang jatuh pada tanggal 25 desember, mengapa beliau tidak membahas hal seperti ini?  Mengapa malah meributkan interennya agama lain?. Atau dalam agama kristen ada 12 murid-muridnya JESUS yang tentunya semua saling memiliki pemahamam masing-masing tentang ajaran JESUS. Mengapa si opah malah sibuk banding-membandingkan atau bahkan obok-mengobok masalah agama orang lain. Jika beliau yang sudah tua saja tidak bisa dan kuasa menjelaskan perbedaan-perbedaan yang mereka dapat dari 12 orang muridnya JESUS,  tersebut mengapa malah sibuk mengurusi dan membahas agama orang lain. Islamphobia, label ini saya utarakan bukan tanpa dasar, coba baca tulisan-tulisannya. Selalu memojokkan islam dengan dalih berdasarkan berita yang ada. Bahkan dalam opini beliau sudah takut terlebih dahulu akan masuknya orang islam ini ke indonesia setelah kepulangannya dari suriah. Bukankah ini salah satu phobia. Salah satu trade mark dari ajaran JESUS yang sangat saya kagumi adalah KASIH. Tetapi sayang, nampaknya kasih ini tidak ada terdapat dalam diri opa ini. Malah sudah terlebih dahulu mengkotak-kotakkan agama lain menurut persepsinya sendiri. Jika kita ingin Nyaman dalam hidup ini, silahkan buat orang lain nyaman terlebih dahulu, bukan malah sebaliknya, dan lantas teriak sana sini dengan mengklain orang lain tidak mengerti atau bodoh dan lain sebagai nya. Tua pasti, dewasa adalah pilihan, tetapi sayang, tua yang dipilih tidak menunjukkan kedewasaan, padahal beliau adalah orang yang dihormati dilingkungannya. Sungguh sangat disayangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun